- BAKTI Komdigi mengumumkan bahwa proyek Satelit Satria-2 kini telah resmi ditetapkan sebagai Proyek Strategis Nasional.
- Satelit Satria-2 direncanakan sebagai penerus Satria-1, namun teknologinya masih dalam analisis berdasarkan perkembangan terkini.
- Rencana awal Satria-2 membagi kapasitas 300 Gbps menjadi dua satelit, 2A dan 2B, untuk menambah jangkauan internet.
Suara.com - Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi Kementerian Komunikasi dan Digital atau BAKTI Komdigi mengungkapkan nasib terbaru soal Satelit Republik Indonesia 2 atau Satria-2.
Direktur Utama BAKTI Komdigi, Fadhilah Mathar menyebut kalau Satelit Satria 2 kini sudah masuk dalam proyek strategis nasional atau PSN.
"Untuk Satria-2 sebenarnya itu hanya penamaan, dan alhamdulillah ini sekarang juga sudah masuk dalam proyek strategis nasional," katanya saat konferensi pers di Stasiun Bumi (Gateway) Satria-1 Satelit Nusantara Tiga, di Cikarang, Rabu (10/12/2025).
Dirut BAKTI Komdigi menjelaskan kalau pada dasarnya Indonesia masih memerlukan jaringan internet berbasis satelit. Nantinya, satelit ini bakal menjadi penerus dari Satria-1 yang sudah lebih dulu meluncur tahun 2024 lalu.
"Apakah nanti Satria-2 itu akan sama dengan Satria-1 dalam hal teknologi yang sudah dijelaskan? Mungkin belum tentu," lanjutnya.
Perempuan yang akrab disapa Indah ini mengakui kalau Pemerintah masih mempertimbangkan penggunaan teknologi yang kini mulai berkembang. Makanya mereka masih menganalisis proyek tersebut, termasuk dari segi permintaan konsumen.
"Nah setelah itu nanti perencanaan demand analysis-nya ini akurat, valid, baru kemudian kita akan melangkah untuk kelanjutan-kelanjutan terkait," jelasnya.
![Stasiun Bumi (Gateway) Satria-1 Satelit Nusantara Tiga di Cikarang, Rabu (10/12/2025). [Suara.com/Dicky Prastya]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/12/10/95916-stasiun-bumi-gateway-satria-1-satelit-nusantara-tiga-di-cikarang.jpg)
Fungsi Satelit Satria 2
2023 lalu, Kepala Divisi Satelit BAKTI Kominfo Sri Sanggarama Aradea mengatakan, Satelit Satria-2 ini akan menambah kapasitas dan lokasi yang sebelumnya tidak dijangkau Satria-1.
"Jadi sebenarnya kalau dilihat, kapasitas satelit itu akan selalu kurang. Jadi ya akhirnya ujungnya kami akan menambah kapasitas lagi, sambil menunggu," ucapnya saat konferensi pers di Kantor BAKTI Kominfo, Jakarta, pada Jumat (15/12/2023) lalu.
Baca Juga: BAKTI Komdigi Akui Ada 2.121 Desa di Indonesia Belum Kebagian Internet
Aradea mengaku kalau proyek pengadaan Satelit Satria-2 ini masih dalam tahap diskusi teknis dengan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) dan Kementerian Keuangan (Kemenkeu).
"Belum (pengadaan), sekarang prosesnya di Bappenas dan Kemenkeu untuk masuk ke green book, dan ini kami juga masih diskusi teknis dengan mereka bagaimana pendanaannya," imbuhnya.
Aradea memaparkan, kapasitas 300 Gbps dari Satelit Satria-2 ini akan dibagi menjadi dua satelit yaitu 2A dan 2B. Alasannya, satu satelit hanya mampu menyediakan kapasitas 170 Gbps.
"Itu pernah saya hitung, kurang lebih 170 Gbps untuk satelit yang sekarang kita miliki, setipe dengan Satria-1. Jadi kalau kami mau mengejar 300 (Gbps), harus punya dua di dua orbit slot yang berbeda," tambahnya.