Tak Semua Bisa Disentuh, Zona Khusus di Mars Dijaga Demi Lindungi Potensi Kehidupan

Husna Rahmayunita Suara.Com
Kamis, 18 Desember 2025 | 09:38 WIB
Tak Semua Bisa Disentuh, Zona Khusus di Mars Dijaga Demi Lindungi Potensi Kehidupan
Garis lereng berulang di Valles Marineris di Mars, yang dianggap sebagai "wilayah tidak pasti" di Planet Merah (NASA/JPL-Caltech/Arizona University)

Suara.com - Eksplorasi Mars selama puluhan tahun terakhir terus membuka pengetahuan baru tentang Planet Merah. Berbagai misi antariksa yang dijalankan lembaga seperti NASA dan Badan Antariksa Nasional China (CNSA) bertujuan mencari petunjuk apakah Mars pernah atau masih menyimpan kehidupan. Namun di balik ambisi besar tersebut, terdapat sejumlah wilayah di Mars yang justru dilarang untuk dijelajahi.

Wilayah-wilayah ini dikenal sebagai special regions atau wilayah khusus. Meski secara ilmiah sangat menarik, area tersebut tidak boleh didatangi wahana antariksa karena alasan perlindungan planet. Larangan ini bukan tanpa dasar, melainkan berakar dari kesepakatan internasional dan kekhawatiran serius terkait kontaminasi biologis.

Mengutip IFL Science (17/12/2025), aturan tersebut bermula dari Perjanjian Luar Angkasa PBB tahun 1967 yang ditandatangani pada masa perlombaan antariksa. Perjanjian ini mengatur bahwa negara-negara tidak boleh mengklaim kepemilikan benda langit, membangun pangkalan militer, atau menggunakan senjata pemusnah massal di luar angkasa. Selain itu, ada poin penting yang menegaskan kewajiban mencegah pencemaran lingkungan planet lain akibat aktivitas manusia.

Dalam konteks Mars, aturan ini menjadi semakin relevan seiring berkembangnya pemahaman ilmiah tentang kemungkinan adanya kehidupan mikroba. Para ilmuwan menghadapi dilema besar: jika suatu hari ditemukan tanda kehidupan di Mars, bagaimana memastikan bahwa temuan tersebut benar-benar berasal dari Mars, bukan mikroorganisme yang tanpa sengaja terbawa dari Bumi?

Untuk menjawab tantangan tersebut, Komite Penelitian Antariksa atau COSPAR, yang berada di bawah Dewan Sains Internasional, menyusun pedoman khusus terkait perlindungan planet. COSPAR berperan penting dalam mengidentifikasi wilayah-wilayah di Mars yang berpotensi mendukung kehidupan mikroba dan karenanya harus dilindungi secara ketat.

Wilayah khusus di Mars didefinisikan sebagai area yang memiliki kondisi lingkungan memungkinkan mikroorganisme bertahan hidup, seperti adanya kelembaban, suhu tertentu, atau potensi air cair. Menurut COSPAR, jika wahana antariksa yang membawa mikroba dari Bumi mendarat di area semacam ini, maka risiko kontaminasi menjadi sangat tinggi. Hal tersebut dapat merusak peluang untuk mendeteksi kehidupan asli Mars secara akurat.

Meski demikian, hingga saat ini belum ada wilayah di Mars yang dapat dijangkau oleh misi yang secara resmi dikategorikan sebagai special region. Namun, ada sejumlah area yang masuk dalam kategori uncertain regions atau wilayah tidak pasti. Wilayah ini belum sepenuhnya dilarang, tetapi masih memerlukan penelitian lanjutan sebelum dapat dieksplorasi.

Salah satu contoh wilayah tidak pasti adalah recurring slope lineae (RSL), yakni garis-garis gelap sempit yang muncul secara musiman di lereng Mars. Awalnya, fenomena ini diduga sebagai aliran air cair. Namun, penelitian terbaru menunjukkan bahwa RSL kemungkinan terbentuk dari pergerakan material kering seperti pasir. Meski begitu, potensi adanya air di masa lalu membuat area ini tetap sensitif.

Penemuan lain yang memicu kehati-hatian adalah dugaan keberadaan cadangan air di bawah permukaan Mars. Beberapa studi menyebutkan adanya lapisan air yang terperangkap di kedalaman belasan kilometer. Walaupun tidak mungkin dijangkau dengan teknologi saat ini, temuan tersebut semakin menegaskan bahwa Mars mungkin memiliki lingkungan yang mendukung kehidupan mikroba, setidaknya di masa lalu.

Baca Juga: Rekomendasi Film Indonesia Genre Sci-fi di Netflix, Ceritanya Unik-Unik

Perhatian terhadap perlindungan planet juga meningkat setelah rover Perseverance menemukan indikasi biosignature atau jejak kimia yang berpotensi terkait kehidupan di formasi Bright Angel, kawasan Cheyava Falls. Temuan ini masih memerlukan verifikasi mendalam, termasuk memastikan bahwa sinyal tersebut bukan hasil kontaminasi dari Bumi. Kasus ini menjadi contoh nyata betapa pentingnya prosedur sterilisasi wahana sebelum misi diluncurkan.

Di tengah perkembangan ini, muncul perdebatan di kalangan ilmuwan dan pembuat kebijakan. Sebagian pihak berpendapat bahwa aturan perlindungan planet terlalu ketat dan justru menghambat pencarian kehidupan di luar Bumi. Mereka menilai bahwa risiko kehidupan Bumi bertahan di Mars relatif kecil.

Namun, pandangan tersebut ditentang oleh banyak peneliti. Studi terbaru menunjukkan bahwa kehidupan di Bumi jauh lebih tangguh daripada yang diperkirakan sebelumnya. Mikroorganisme mampu hidup di lingkungan ekstrem, mulai dari gurun kering, dasar laut, hingga wilayah bersuhu sangat rendah. Beberapa kondisi ini bahkan mirip dengan lingkungan Mars.

Para ahli menegaskan bahwa melonggarkan standar perlindungan planet tanpa dasar ilmiah yang kuat justru berisiko besar. Jika mikroba Bumi berhasil berkembang di Mars, maka upaya mendeteksi kehidupan asli Mars akan menjadi semakin sulit. Hal ini bukan hanya merugikan penelitian ilmiah, tetapi juga bisa menyesatkan pemahaman manusia tentang kehidupan di alam semesta.

Selain itu, perlindungan planet juga berkaitan dengan tanggung jawab etis. Jika kehidupan Mars memang ada, manusia memiliki kewajiban untuk tidak merusaknya sebelum benar-benar memahaminya. Prinsip kehati-hatian ini menjadi dasar mengapa wilayah khusus di Mars sebaiknya tetap dibiarkan tidak tersentuh.

Dengan semakin banyaknya misi ke Mars di masa depan, isu perlindungan planet diperkirakan akan terus menjadi sorotan. Hingga teknologi dan pemahaman manusia benar-benar mampu menjamin eksplorasi yang aman, wilayah khusus di Mars akan tetap berada di luar jangkauan, demi menjaga integritas ilmiah dan kemungkinan kehidupan di Planet Merah.

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI