Memadukan Kearifan Lokal dan Go Green dalam Bisnis Nasi Liboet

Doddy Rosadi Suara.Com
Senin, 08 September 2014 | 12:00 WIB
Memadukan Kearifan Lokal dan Go Green dalam Bisnis Nasi Liboet
Nasi liboet. (dok pribadi)

Juli lalu, omsetnya mencapain15 jutaan per bulan dan pada Agustus naik pesat menjadi 25 jutaan per bulan.

“Alhamdulillah, sejak saya meluncurkan program nasi liboet berbagai sedekah, omset terus naik. Jadi dengan program nasi liboet berbagi sedekah itu, setiap keuntungan yang saya terima 2,5 persennya akan saya sedekahkan. Program itu baru diluncurkan bulan puasa yang lalu dan Alhamdulillah pesanan makin banyak,” ujarnya.

Ketika usaha nasi liboetnya mulai dikenal banyak orang, Eko sempat bertekad untuk membuka rumah makan sebagai etalase untuk bisnisnya itu. Namun, setelah berkonsultasi dengan sejumlah orang, Eko disarankan untuk tidak terburu-buru untuk membuka rumah makan.

“Mereka bilang, bisnis yang saya lakukan ini unik dan sayang kalau buru-buru buka rumah makan, karena perlu modal yang gede. Jadi, saya disarankan untuk meneruskan usaha ini melalui delivery order dan kalau sudah mempunyai modal yang cukup baru membuka rumah makan sendiri,” ungkapnya.

Harga nasi liboet relatif terjangkau yaitu Rp12.500-Rp32.500.  Porsi termahal dilengkapi empal dan tembe bacam plus lalapan. Eko juga melayani pesanan dari luar Jakarta dengan pemesanan minimal 100 porsi. Selain ingin membuka rumah makan sendiri, Eko juga masih punya keinginan lainnya.

“Saya ingin membuat franchise untuk nasi liboet ini. Tetapi sekarang ilmu saya belum cukup makanya saya harus banyak belajar dulu. Saya juga rencananya akan mempatenkan nama nasi liboet ini ke Kemenhukham,” pungkasnya.

Bagi anda yang tertarik untuk merasakan nasi liboet, bisa memesan lewat nomor telepon 085222272075 atau di akun twitter @nasiliboet76 dan bisa juga lewat surat elektronik ke alamat [email protected].

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI