Beda dengan orang Indonesia yang cenderung membeli sebuah produk furniture sekali untuk seumur hidup. "Misal kaki meja patah, diperbaiki. Kalau orang Eropa dan Amerika nggak begitu. Mereka beli lagi dan pesan lagi," lanjut Joko.
Begitu juga soal ketertarikan orang Eropa dan Amerika dengan kerajinan tangan Indonesia.
"Kalau orang Eropa melihat produk handy craft itu sebuah benda unik dan eksotik. Jadi naluri seninya itu tinggi. Meski yang mereka beli benda yang dibuat dari barang bekas. Orang Indonesia? Mereka lebih suka beli barang baru dan nggak mau beli barang yang terbuat dari barang bekas. Meski ada, tapi sedikit," ceritanya.