JK: Ekonomi Indonesia Lebih Baik dari Negara Tetangga

Sabtu, 29 Agustus 2015 | 06:57 WIB
JK: Ekonomi Indonesia Lebih Baik dari Negara Tetangga
Wakil Presiden Jusuf Kalla mengahdiri pleno pembukaan World Summit 2015 dan pemberian penghargaan Sun Hak Peace Prize di Hotel Grand Intercontinental 524, Bongeunsa-ro, Gangnam-gu, Seoul, Jumat (28/8). [Setwapres/Yohannes]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengenalkan potensi kerjasama yang dapat dibangun lebih besar antara Indonesia dan Korea Selatan. Itu disampaikan saat jamuan makan malam bersama sejumlah pengusaha Korsel.

"Indonesia dan Korsel sejak beberapa tahun lalu telah menjadi negara sahabat dan memiliki hubungan yang amat kuat," kata JK dalam pidato pembukaannya di Hotel Conrad, Seoul, Jumat (28/8) malam.

Kendati umur negara Korsel dengan Indonesia sama-sama berusia 70 tahun, namun Korsel lebih dahulu menjadi negara maju dibanding Indonesia. Wapres mengatakan Indonesia memiliki pemimpin yang berlatar belakang sebagai pengusaha.

Sehingga paham apa yang diperlukan oleh investor serta pengusaha untuk bekerja sama dengan Indonesia guna membangun ekonomi. JK yakin Indonesia dapat kembali bangkit secara positif meski saat ini perekonomian tengah melambat.

"Namun jika kita membandingkan dengan negara di Asia, khususnya Asia Selatan, maka Indonesia berkondisi lebih baik dibanding negara tetangga," jelas JK.

Kendati selama beberapa tahun lalu Indonesia bergantung kepada ekspor komoditas dan bahan baku mentah. Saat ini untuk meningkatkan ekonomi Indonesia lebih baik maka RI melarang ekspor barang mentah. Semisal pengusaha tambang harus membangun smelter bahan mentah logam untuk memberikan nilai tambah terhadap produk yang dihasilkan.

"Kami mengerti bagaimana pembangunan di Korea Selatan, bagaimana industri menjadi sangat penting bagi ekonomi," jelas JK.

JK melakukan kunjungan ke Seoul untuk menjadi pembicara utama dalam Konferensi Tingkat Tinggi Perdamaian yang diselenggarakan oleh Federasi Perdamaian Universal. Selain itu, JK juga melakukan sejumlah pertemuan dengan beberapa pengusaha asal Korsel untuk mendorong investasi masuk ke Indonesia sehingga menambah lapangan pekerjaan bagi masyarakat. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI