Data Bank Dunia menunjukkan Peringkat Kemudahan Berbisnis (Ease of Doing Business Indonesia) 2017 yang dirilis Oktober 2016 naik menjadi 91 dari sebelumnya 106.
Pemeringkatan dilakukan pada 190 negara di wilayah Asia Pasifik. Ini adalah kenaikan tertinggi peringkat Doing Business Indonesia.
Ali menambahkan, investasi saat ini menjadi salah satu tumpuan utama pertumbuhan ekonomi di Indonesia di tengah kondisi ekonomi global yang belum stabil.
Salah satu industri yang diharapkan mampu bangkit mendorong pertumbuhan ekonomi nasional adalah properti.
Apalagi, tambahnya, pemerintah tengah menggeber pembangunan infrastruktur dasar seperti jalan, pelabuhan, dan bandara di berbagai daerah.
Berbagai proyek itu diharapkan akan membuka lapangan kerja, sekaligus mendorong pertumbuhan berbagai sektor lain termasuk properti.
Khusus di Jakarta, investasi properti merupakan salah satu urat nadi pertumbuhan ekonomi.
Data Badan Pusat Statistik menunjukkan, pertumbuhan ekonomi di Jakarta sepanjang 2016 tercatat 5,85 persen, melambat dibandingkan tahun 2015 sebesar 5,89 persen.
Konsumsi rumah tangga berkontribusi 58,70 persen, investasi 39,23 persen dan sisanya sektor lain.
Baca Juga: IPW Sebut Pergerakan Pasar Properti Mengarah ke Jakarta Timur
Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Suryadi Sasmita sebelumnya menyebut pengembangan kawasan baru melalui reklamasi di Jakarta akan membuka lebih dari 20.000 lapangan kerja baru.
Saat ini terdapat 167 perusahaan yang turut dalam pengembangan reklamasi Teluk Jakarta, belum termasuk potensi lapangan pekerjaan dari sektor jasa yang dikelola masyarakat setempat. (Antara)