BULL Catatkan Laba Bersih 42 Juta Dollar AS di Kuartal III 2020

Iwan Supriyatna Suara.Com
Rabu, 04 November 2020 | 09:01 WIB
BULL Catatkan Laba Bersih 42 Juta Dollar AS di Kuartal III 2020
Kapal tanker PT Buana Lintas Lautan Tbk.

Suara.com - PT Buana Lintas Lautan Tbk (BULL) melaporkan rekor laba bersih sebesar 42 juta dollar AS dengan pendapatan sebesar 144,7 juta dollar AS di kuartal ketiga tahun 2020 dibandingkan dengan laba bersih sebesar 14,5 juta dollar AS dan pendapatan sebesar 74,8 juta dollar AS di kuartal ketiga tahun 2019.

Sekretaris Perusahaan Buana Lintas Lautan, Krisnanto Tedjaprawir mengatakan, peningkatan tersebut disebabkan oleh faktor-faktor yakni, pertumbuhan armada memecahkan rekor dengan 15 kapal tanker tambahan, semua kapal tambahan adalah kapal tanker besar dengan margin lebih tinggi, dan peningkatan kontribusi dari pasar internasional dengan margin lebih tinggi.

"Antara 1 Oktober 2019 sampai 31 Desember 2019, BULL menerima 4 kapal tambahan ke dalam armadanya. Selain itu, BULL juga membeli 9 kapal lainnya di sembilan bulan pertama tahun 2020, yang mana beroperasi secara bertahap selama periode ini," kata Krisnanto dalam keterangannya, Rabu (4/11/2020).

Secara keseluruhan, kapasitas tonase efektif armada meningkat dari 1.048.040 DWT menjadi 2.156.473 DWT, dengan peningkatan sebesar 105,8%. Jumlah kapal tanker meningkat dari 19 kapal menjadi 34 kapal.

Pada saat yang bersamaan, rata-rata pendapatan Time Charter Equivalent (“TCE”) untuk semua segmen kapal tanker BULL meningkat dikarenakan diversifikasi usaha BULL ke dalam pasar internasional.

Dalam sembilan bulan pertama tahun 2019, sekitar 15% pendapatan TCE BULL adalah berasal dari pasar internasional. Ini meningkat menjadi sekitar 35-40% di sembilan bulan pertama tahun 2020.

Selain itu, di pasar kapal tanker internasional, tingkat harga TCE untuk kapal tanker berukuran
Long Range 2 (LR2) dan handy-sized rata-rata meningkat sebesar 60,4% dan 22,4%.

Perseroan berfokus pada laba bersih operasi sebagai sebuah tolok ukur kinerja. Laba bersih
operasi mengeluarkan pos non-operasional atau luar biasa seperti keuntungan atau
kerugian nilai tukar mata uang asing serta pos lainnya.

"Perusahaan mencatat rekor laba bersih operasi kuartal ketiga 2020 sebesar 12,5 juta dollar AS sesuai ekspektasi atau 2,1x dari laba bersih di tahun 2019 walau tarif sewa TCE turun 47,2% karena BULL berhasil menutup 80-90% pendapatannya dengan kontrak," kata Krisnanto.

Baca Juga: Pesawat Tanker Turki Isi Bahan Bakar Pesawat NATO di Udara

Penurunan tarif sewa TCE karena efek musiman tarif sewa tanker minyak dimana tarif sewa TCE
selalu terlemah di Q3 dan tertinggi di Q4 dan Q1. Ini karena cuaca dingin yang mulai di November sampai Februari meningkatkan pemintaan minyak mentah.

Karena tren musiman yang kuat, tarif TCE diharapkan jauh lebih tinggi di Q4 dibandingkan dengan Q3. Rata-rata, tingkat TCE selalu naik 114% di Q4 sejak 2016 dan tingkat kenaikan minimum adalah 45%. Ini diharapkan menjadi pendorong yang kuat untuk kinerja Perusahaan di Q4 dan untuk setahun penuh.

Hal ini diperkuat oleh fakta bahwa meskipun Q3 juga menderita dari tren destocking yang terus
berlanjut dan permintaan minyak secara keseluruhan masih lemah karena COVID-19 serta faktor musiman, rata-rata tarif TCE Q3 pada tahun 2020 tetap 34,7% lebih tinggi dari rata-rata tingkat TCE Q3 sejak 2016.

Ini memberikan dasar yang lebih kuat untuk tarif TCE Q4. Dampak positif langsung lainnya pada tingkat
TCE adalah kembalinya produksi minyak Libya yang secara mengejutkan nol pada September 2020 tetapi sekarang meningkat dengan cepat setelah gencatan senjata. Produksi sekarang telah meningkat menjadi sekitar 800.000 bpd dan diharapkan mencapai 1.300.000 bpd pada akhir tahun ini dan setidaknya 1.600.000 bpd pada tahun depan.

Selain itu, OPEC+ (termasuk Rusia) diperkirakan akan meningkatkan produksi minyak sebesar 2,2 juta barel per hari setelah Desember. Produsen minyak lain seperti Norwegia, Guyana, dan Kanada juga
berencana meningkatkan produksi.

Selain itu, armada yang beroperasi lebih dari biasanya karena penundaan docking dan scrapping juga kembali normal karena galangan kapal telah kembali beroperasi. Berdasarkan bukti anekdotal, aktivitas docking dapat meningkat 30-50% sementara pengikisan kapal seharusnya kembali normal.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI

Ingin dapat update berita terbaru langsung di browser Anda?