BRI Micro dan SME Index Bisa Jadi Acuan Pengembangan UMKM di Indonesia

Jum'at, 13 November 2020 | 10:14 WIB
BRI Micro dan SME Index Bisa Jadi Acuan Pengembangan UMKM di Indonesia
Direktur Utama Bank BRI, Sunarso. (Dok : BRI)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. terus meneguhkan komitmen untuk mengembangkan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Indonesia. Terbaru, perseroan membuat BRI Micro & SME Index (BMSI), yang telah resmi diluncurkan oleh Direktur Utama BRI Sunarso, di Jakarta, Kamis (12/11/2020).

Melalui BMSI, BRI hendak menghadirkan gambaran umum kondisi UMKM di Indonesia setiap kuartal. BMSI adalah indeks pertama yang merekam kondisi UMKM secara rutin di Indonesia.

Melalui indeks ini, maka akan bisa diketahui kinerja pelaku UMKM pada kuartal tertentu, serta ekspektasi mereka dalam kurun 3 bulan ke depan.

Pakar ekonomi BRI, Anton Hendranata mengatakan, BMSI memegang peran penting untuk pengembangan dan penyaluran pembiayaan dan bantuan terhadap UMKM. Melalui indeks ini, maka bisa diketahui UMKM sektor apa saja yang tengah tumbuh positif, berpotensi terus berkembang, dan sedang mengalami kesulitan.

“Indeks ini diharapkan bisa mengetahui kinerja usaha dari UMKM, dan bukan hanya mengukur kondisi sekarang, tapi juga melihat kondisi ke depannya apakah akan membaik atau memburuk. Ini sangat penting, terutama buat BRI dan kepentingan nasional, karena pengambil kebijakan akan dapat gambaran kondisi UMKM ke depan, sehingga waktu mengambil kebijakan pedomannya karena indeks ini bisa jadi leading indicator mengukur aktivitas bisnis UMKM,” ujar Anton di Jakarta, Kamis (12/11/2020).

Menurutnya, terdapat 8 indikator kondisi UMKM yang direkam dan ditunjukkan BMSI. Kedelapan indikator itu adalah volume produksi, total nilai jual, rata-rata penjualan, volume pesanan, volume pesanan barang input, volume persediaan barang jadi, rata-rata jumlah karyawan, dan realisasi investasi.

Indikator-indikator ini merupakan dasar perhitungan BMSI, yang pada akhirnya bisa menunjukkan apakah kondisi UMKM dalam tren baik atau buruk. Skor yang digunakan dalam indeks ini adalah 0-200. Kondisi UMKM bisa dikatakan positif jika indeks menunjukkan angka di atas 100.

Apabila skor kurang dari 100, maka kondisi UMKM sedang memburuk atau dalam tren negatif.

BMSI mengukur kinerja UMKM yang bergerak di 8 sektor, yakni pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan; pertambangan, penggalian, listrik, gas, air bersih; industri pengolahan, konstruksi, perdagangan besar dan eceran, hotel dan restoran, pengangkutan dan komunikasi, serta jasa.

Baca Juga: BRI Ventures Berkolaborasi Dengan BEI Dorong Startup Go Public

“Ke depan, BMSI akan dipublikasikan rutin setiap kuartal sebelum perhitungan GDP keluar. Masyarakat dan seluruh pemangku kepentingan dapat melihat agregat indeks secara terbuka, yang didapat dari hasil survei 3.000 pelaku UMKM dari setiap sektor dan provinsi setiap kuartal. Publikasi yang dilakukan lebih cepat dibanding rilis data GDP membuat indeks ini dapat menjadi acuan pemerintah dan pelaku bisnis saat membuat kebijakan,” ujarnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI