“Kalau mengandalkan kurikulum saat ini tidak akan maju. Maka itu, perpustakaan telah menyediakan berbagai fasilitas pengetahuan dan pengembangan keliterasian masyarakat sehinga ada kenyamanan bagi siapapun di perpustakaan,” tambah Bupati.
Sedangkan, Kepala Perpusnas mengatakan tidak relevan jika sejumlah pihak menyebutkan jika tingkat kegemaran membaca masyarakat Indonesia rendah.
"Kita harus melihat faktanya dulu sebelum mengambil kesimpulan. Faktanya adalah berapa banyak buku yang dicetak setiap tahunnya. Yang perlu dikaji adalah kenapa penerbitan buku di Indonesia yang rendah. Maka, penting perubahan kurikulum pendidikan harus disesuaikan dengan teknologi terkini. UNESCO mensyaratkan minimal tiga buku setiap tahun untuk setiap orang,” ujar Syarif Bando.
Lain hal disampaikan pegiat literasi Rizky mengenalkan bagaimana menumbuhkan budaya menulis. Ada beberapa orang tidak mau menulis, karena menganggap hal tersebut hanya untuk orang-orang yang ahli dan tertentu. Menulis bisa juga diartikan sebagai aktivitas untuk melepaskan beban masalah bahkan mampu meredakan amarah.