Hati-hati Fenomena Pom-Pom dan FOMO di Kalangan Investor Pemula

Iwan Supriyatna Suara.Com
Jum'at, 26 Februari 2021 | 15:20 WIB
Hati-hati Fenomena Pom-Pom dan FOMO di Kalangan Investor Pemula
Ilustrasi investor.
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Grant Thornton Indonesia melihat banyaknya investor baru ini patut menjadi perhatian, terlebih lagi dengan munculnya fenomena pom-pom dimana saham dipompa (pump) agar harganya melejit oleh individu atau kelompok sehingga tampak menggiurkan.

Fenomena ini juga bersamaan dengan maraknya influencer yang ikut membicarakan soal investasi saham dengan merekomendasikan saham tertentu sehingga semakin meningkatkan antusiasme publik untuk berinvestasi saham.

“Saham tidak jarang dianggap sebagai instrumen investasi yang mampu menghasilkan keuntungan yang relatif tinggi. Namun, sama seperti investasi pada umumnya, potensi keuntungan yang tinggi dari investasi saham juga tentu diikuti dengan risiko yang tinggi, fakta ini yang seringkali kurang diperhatikan oleh investor pemula,” kata Advisory Director Grant Thornton Indonesia, Marvin Camangeg dalam keterangannya, Jumat (26/2/2021).

Performa beberapa perusahaan yang sempat mengalami kenaikan harga saham hingga ratusan persen juga mendorong banyaknya investor newbie menjadi merasa FOMO (Fear of Missing Out) dimana mereka akhirnya bertindak impulsif hanya karena takut ketinggalan momentum untuk mendapatkan keuntungan dalam waktu singkat.

Banyak akhirnya investor pemula yang salah kaprah dengan menginvestasikan uang untuk kebutuhan sehari-hari bahkan berutang dengan bunga besar, mereka yang tadinya berharap mendapat keuntungan cepat justru banyak yang berakhir dengan rugi besar.

Akan lebih baik apabila investor pemula belajar dan meningkatkan pemahaman terlebih dahulu sebelum berinvestasi saham.

Hal ini dapat dilakukan dengan mengikuti webinar dan workshop tentang pasar modal yang sering diselenggarakan oleh instansi berkaitan ataupun bergabung dengan komunitas pemain saham sehingga para investor pemula bisa langsung mendengarkan dan belajar dari orang–orang yang sudah berpengalaman dalam bermain saham.

“Pelajaran yang dapat dipetik di sini adalah bahwa pasar saham dapat di ibaratkan seperti rimba. Kita akan menemukan berbagai jenis hewan. Ada hewan yang kuat secara alami karena ukuran tubuhnya yang besar, namun ada juga hewan yang kuat semata-mata karena mereka selalu bergerombol dalam jumlah besar. Selain itu sekarang teknologi juga telah mengubah aturan permainan. Jadi sebelum berinvestasi saham, perlu memahami profil resiko perseorangan, tetap rasional dan tidak bergantung pada intuisi saja waktu pemilihan saham. Selalu mencari bantuan dari para penasihat investasi yang dapat membantu dan memberikan bimbingan dalam keputusan berinvestasi,” tutup Marvin.

Baca Juga: BEI Bakal Lanjutkan Rencana Tutup Kode Broker dan Tipe Investor

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI