Perusahaan tersebut juga telah memiliki roadmap EV dan menyampaikan bahwa insentif dari kebijakan pemerintah sangat diperlukan untuk meningkatkan produksi EV.
Pertemuan dengan Toyota memperkuat komitmen investasinya sebagai perusahaan yang paling besar berinvestasi sejak melakukan kegiatan di Indonesia. Toyota tetap dengan komitmen investasi senilai Rp28 triliun.
"Mereka juga memberikan komitmen memperluas pasar ekspor, dari 80 negara yang sekarang sudah menjadi pasar ekspor akan dikembangkan menjadi 100 negara pada tahun 2024," kata Agus.
Pada pertemuan hari kedua, pemerintah Indonesia melobi Mazda Motor Corporation untuk membangun pabrik di Indonesia dengan menyampaikan berbagai kemudahan investasi dan banyak insentif untuk investor otomotif baru.
"Kami terus mendorong agar mereka segera melakukan investasi dan membangun pabrik di Indonesia. Mereka akan segera mempertimbangkan dan memperhitungkan untuk kebutuhan investasi di Indonesia. Mudah-mudahan nanti pada kunjungan kami selanjutnya di bulan Mei dapat mendengar perkembangan dari Mazda untuk berinvestasi di Indonesia," kata Agus.
Dalam pertemuan dengan Agus, Mitsubishi menyampaikan komitmen menambah investasi sebesar Rp11,2 triliun hingga akhir tahun 2025 dengan proyeksi terjadi peningkatan kapasitas produksi, dari 220 ribu menjadi 250 ribu unit.
"Mereka juga akan mengembangkan dua model mobil electric vehicle," kata Agus.
Agus menyosialisasikan kemudahan dan fasilitas untuk meningkatkan ekspor produk kendaraan bermotor, dari Indonesia, salah satunya pengembangan Pelabuhan Patimban di Subang, Jawa Barat, yang telah diluncurkan awal (soft launching) oleh Presiden Joko Widodo pada Desember 2020.
"Pelabuhan Patimban didedikasikan menjadi hub besar dalam produksi kendaraan bermotor di Indonesia maupun ekspor produk otomotif ke pasar global," kata Agus.
Baca Juga: Kunker Menperin ke Jepang: Honda Tambah Investasi dan Relokasi Pabrik
Pelaku industri otomotif dapat memanfaatkan Pelabuhan Patimban sebagai mitra strategis dalam aktivitas bongkar muat barang untuk ekspor-impor sehingga bisa menjadi salah satu pusat perdagangan internasional, demikian disampaikan Agus.