- Industri otomotif China menghadapi isu serius homogenisasi desain yang mengurangi orisinalitas antar merek mobil baru.
- Petinggi Geely dan Voyah mengkritik tren meniru desain populer secara buta, yang menciptakan kesan seragam membosankan.
- Stagnansi inovasi ini dipicu upaya menekan biaya riset dan pengembangan melalui peniruan desain sukses.
Suara.com - Industri otomotif China memang sedang berada di puncak kejayaan global dengan angka penjualan yang sangat fantastis. Namun di balik kesuksesan tersebut, muncul sebuah isu serius yang mulai menggerogoti integritas mereka yaitu fenomena homogenisasi atau kemiripan desain antar merek.
Tren asal tiru mobil China dan minimnya orisinalitas kini menjadi sorotan tajam dari para petinggi pabrikan besar di Negeri Tirai Bambu tersebut.
Wakil Presiden sekaligus Kepala Desain Global Geely, Chen Zheng, melontarkan kritik keras terhadap arah desain mobil energi baru atau NEV saat ini. Menurut pandangannya, industri otomotif China sedang terjangkit wabah mengikuti tren secara buta tanpa memikirkan identitas brand yang kuat. Chen Zheng menyoroti bagaimana elemen desain populer kini diterapkan secara serampangan pada hampir seluruh model baru sehingga menciptakan kesan seragam yang membosankan bagi calon pembeli.
Konsumen seolah dipaksa memilih di antara deretan mobil yang tampak identik. Hal ini terlihat mulai dari fasia depan yang didominasi lampu garis melintang atau lampu tajam, hingga penggunaan sensor Lidar di atap serta gagang pintu tersembunyi yang kini menjadi standar eksterior. Fenomena salin tempel ini juga merambah hingga ke area kabin di mana interior mobil masa kini didominasi oleh tata letak kokpit yang serupa.
"Praktik ini membuat konsumen sangat sulit membedakan antara satu merek dengan merek lainnya hanya berdasarkan penampilan," ujar Chen Zheng dilansir dari CarNewsChina.
Senada dengan Geely, Chairman Voyah, Lu Fang, menilai bahwa persaingan sengit yang terlihat di permukaan sebenarnya hanyalah kedok dari stagnansi inovasi. Ia menyebut fenomena ini sebagai Pseudo-Innovation atau inovasi semu yang merugikan industri dalam jangka panjang.
"Banyak perusahaan hanya mengejar keuntungan jangka pendek dengan meniru ketimbang melakukan riset berbasis kebutuhan pengguna. Ini adalah kompetisi tingkat rendah yang hanya mengandalkan perang harga dan spesifikasi di atas kertas," tegas Lu Fang.

Fenomena plagiatisme yang menjamur ini dipicu oleh beberapa faktor fundamental seperti tingginya biaya riset dan pengembangan. Banyak produsen akhirnya memilih jalan pintas dengan meniru desain yang sudah terbukti sukses di pasar guna menekan pengeluaran investasi. Kondisi ini diperparah oleh kesamaan rantai pasok dan teknologi jeroan yang hampir identik antar produsen mobil China sehingga mobil-mobil tersebut hanya dibedakan oleh tampilan luar semata.
Baca Juga: Honda Afeela Menjadi Mobil Pertama di Dunia dengan PS Remote Play dari Sony