Suara.com - Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora RI), Zainudin Amali mendukung kegiatan Sociopreneur Muda Indonesia (Soprema) yang digelar YouSure Fisipol UGM, dengan tema “Inovasi Sociopreneur Muda dalam Kebangkitan Bangsa di Masa Pandemi Covid-19”, Senin (16/8/2021).
Menurut Amali, kesejahteraan suatu negara sangat ditentukan oleh seberapa banyak masyarakatnya yang bergerak di bidang kewirausahaan. Sementara itu, untuk Indonesia sendiri masih sangat tertinggal jauh dengan negara-negara tetangganya apalagi dibandingkan maju, seperti China dan Amerika Serikat. Padahal jumlah penduduk Indonesia lebih dari 267 juta dan harusnya minimal 5 persen pendudukanya berwirausaha.
“Ini menjadi tantangan kita semua. Tantangan kami di pemerintah dan tantangan perguruan tinggi. Karena kita menyadari bahwa para pemuda khususnya para mahasiswa kita yang sekarang ini sedang mengikuti pendidikan di berbagai perguruan tinggi harus kita siapkan betul, harus siapkan mereka menjadi kreatif inovatif dan berdaya saing serta punya kemandirian,” ujar Menpora,dalam konferensi pers pembukaan Sociopreneur Muda Indonesia (Soprema) 2021.
Menurut Amali, para pemuda dan mahasiswa tersebut akan menjadi beban negara kalau tidak inovatif, berdaya saing dan memiliki kemnadirian. Terlebih ke depan, Indonesia akan mengahadapi bonus demografi dimana usia-usia produktif akan lebih banyak.
“Ini yang menjadi pemikiran kami di pemerintah, khususnya di internal Kementerian Pemuda dan Olahraga, sehingga pada periode 2020-2024 yang akan datang, kami membuat program prioritas, dan diantaranya tentang kewirausahaan,” ujarnya.
Menurut Menpora, pihaknya berkomitmen mendorong semangat kewirausahaan kepada pemuda dan mahasiswa. Oleh karena itu, Kemenpora melakukan kerja sama dengan berbagai perguruan tinggi untuk melakukan kuliah kewirausahaan pemuda.
“Kita berharap, para mahasiswa di kampus bukan hanya dibekali bekal akademik saja, tapi juga bekal lain, karena begitu mereka keluar dari kampus persaingan sangat luar biasa,” katanya.
Para mahasiswa, saat lulus tidak hanya bersaing dengan teman-temannya sesama perguruan tinggi, namun juga dari perguruan tinggi lain, bahkan dengan mahasiswa yang saat ini sedang menempuh pendidikan di luar negeri.
Maka harus ditumbuhkan semangat entrepreneur di kalangan para mahasiswa, sehingga ketika keluar dari perguruan tinggi tidak melamar pekerjaan, tapi justru menciptakan lapangan kerja.
Baca Juga: Kemenpora Kembali Raih WTP, Menpora: Berkat Perbaikan Tata Kelola Birokrasi Berkelanjutan
“Kita berharap, para mahasiswa kita, para pemuda kita setelah keluar dari perguruan tinggi mereka menjadi Job creator. Bukan menjadi pecari lapangan kerja, tapi pencipta lapangan kerja yang bisa menjadi tempat bergantungnya orang lain, bukan dia menggantungkan dirinya pada pada pihak lain,” harapnya.