PT Kideco Jaya Agung merupakan anak usaha dari PT Indika Energy Tbk (INDY), dimana tokoh pentingnya adalah Ketua Umum Kadin saat ini Arsjad Rasjid.
Kideco Jaya Agung telah berdiri sejak tahun 1982 silam. Perusahaan ini memiliki konsensi tambang batubara seluas 47.500 hektar (Ha) yang terletak di Kabupaten Paser, Kalimantan Timur.
Mengutip data Ditjen Minerba Kementerian ESDM, 40 persen saham Kideco Jaya Agung dimiliki langsung oleh INDY. Emiten ini juga memiliki 51 persen saham Kideco Jaya Agung melalui PT Indika Inti Corpindo. Adapun 9 persen saham yang tersisa dimiliki oleh Samtan Co, Ltd asal Korea Selatan.
4. PT Arutmin Indonesia
Dengan pemilik saham Arutmin, PT Bumi Resources Tbk dan Bhira Investment Limited asal India menjalankan bisnis bati bara. Arutmin memiliki produksi batu bara yang diperkirakan mencapai 26,5 juta ton per tahun dengan luas wilayah pertambangan mencapai 57.107 hektare (ha) di Kalimantan Selatan.
5. PT Berau Coal
Sahamnya dimiliki oleh PT Armadian Tritunggal dan Aries Investment Ltd berasal dari Australia serta Raffles International Capital, Pte, Ltd berasal dari Singapura. Perusahaan memiliki kapasitas produksi 32,56 juta ton per tahun dengan luas wilayah 108.009 hektare di Kalimantan Timur.
Sebelumnya, pemerintah tampaknya mulai luluh untuk melonggarkan kebijakan larangan ekspor batu bara.
Baca Juga: Tak Lagi Diistimewakan, Luhut Minta PLN Beli Batu Bara Sesuai Harga Pasar
Menteri Koordinator Bidang Investasi dan Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan saat konfrensi pers usai rapat terbatas di Istana Negara, Jakarta, Senin (10/1/2022) akan kembali membuka kran ekspor batu bara.