Hal ini memberikan manfaat terhadap lingkungan dan memberikan TPA kemampuan untuk mengoptimalkan produksi yang berkelanjutan. Proses identifikasi dan monitoring ini sering dikatakan sebagai remote sensing, atau kemampuan untuk mengetahui karakteristik fisik area menggunakan refleksi dan radiasi yang dipancarkan dari jarak jauh.
Pendekatan progresif ini dibangun berdasarkan big data dan algoritma yang memberikan arus informasi terperinci secara real-time dan dapat diakses oleh para manajer.
Tim operasional TPA memiliki pengalaman puluhan tahun di Kalimantan Timur, yang merupakan lokasi keseluruhan konsesi TPA, sehingga mereka dapat menafsirkan data dan menarik kesimpulan yang tepat untuk melandasi pengambilan keputusan bisnis secara efektif.
“Suksesnya masa depan industri kelapa sawit bergantung pada pemanfaatan inovasi yang dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi. Ini akan mengurangi kebutuhan perluasan areal kegiatan usaha kelapa sawit karena perusahaan dapat meraih hasil lebih banyak dari jumlah lahan yang ada, dan dikelola secara berkelanjutan. Industri kelapa sawit memerlukan transformasi dengan menerapkan aspek transparansi sehingga para pemangku kepentingan yang berada di Samarinda, di Jakarta, dan dimanapun, semua dapat melihat bagaimana kami mengelola kegiatan operasi kami dari sisi agro-ekologi (agro-ecological), sosio-teritorial (socio-territorial), dan skala ekonomi (economic scale). Hal ini hanya dapat dicapai melalui langkah adopsi digitalisasi operasi kami secara rinci dan menyeluruh, dimana kami melakukan pengukuran terhadap semua aspek terkait.” papar Whisnu.
Salah satu prinsip manajemen bisnis yang dikenal luas adalah bahwa "apa yang dapat diukur secara akurat, dapat dikelola dengan baik." Wishnu sangat menghargai nilai setiap data yang ada dan sekarang TPA memiliki teknologi serta peralatan yang tepat guna untuk mengumpulkan, memproses, dan menganalisis seluruh data dari lapangan, pabrik, dan lingkungan masyarakat sekitar pada tingkat dan dalam skala yang belum pernah digunakan sebelumnya.
Sesuai makna yang terkandung dalam namanya, Teladan Prima Agro senantiasa berusaha menanamkan nilai-nilai ‘keteladanan’ dalam menjalankan semua aksi usahanya, baik melalui peningkatan cara-cara yang sudah digunakan industri selama ini maupun melalui penerapan metode yang lebih modern.
“Kami bangga dan senantiasa terpacu untuk menegakkan filosofi dan prinsip keteladanan kami ke dalam tindakan nyata aksi usaha kami. Setiap menyebut nama Teladan Prima Agro, kami diingatkan mengenai siapa kami dan nilai-nilai apa yang kami junjung tinggi,” kata Wishnu Wardhana.
Komitmen mendalam Perusahaan terhadap prinsip keberlanjutan dalam penggunaan lahan dan sumber daya alam secara bertanggung jawab mendapatkan pengakuan di forum Konferensi Perubahan Iklim PBB (UNCCC) di Glasgow, Skotlandia.
Pada konferensi COP26 Desember 2021 lalu, Gubernur Kalimantan Timur dan Bupati Berau menyampaikan pemaparan mereka dengan mengacu pada operasi usaha anak perusahaan TPA, yaitu PT Tanjung Buyu Perkasa Plantation, yang telah sejak lama bekerja sama dengan pemerintah menerapkan best practice pengelolaan areal lahan dengan nilai konservasi tinggi atau High Conservation Value.
Baca Juga: Ganti Minyak Goreng Biasa ke Zaitun Demi Cegah Penyakit, Mitos atau Fakta?
Semua wilayah konsesi TPA menerapkan praktik “tanpa pembakaran” serta praktik-praktik asas keberlanjutan mendasar lainnya.