Bisa Jadi Duit, Mendagri Minta Pemda dan Masyarakat Meninggalkan Pola Konvesional dalam Pengelolaan Sampah

Iwan Supriyatna Suara.Com
Senin, 18 April 2022 | 07:34 WIB
Bisa Jadi Duit, Mendagri Minta Pemda dan Masyarakat Meninggalkan Pola Konvesional dalam Pengelolaan Sampah
Indonesia International Waste Expo (IIWAS) dengan tema “Sampah Dipilah Itu Duit”.
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Tito menceritakan sebenarnya Indonesia tidak kekurangan sumber inspirasi dalam mencari solusi pengelolaan sampah. Di Kota Balikpapan, pemerintahnya melakukan langkah awal dengan mengidentifikasi sumber sampah terbesarnya dari sektor apa.

Setelah ditemukan dari pasar, menurutnya, mereka menggunakan teknologi ramah lingkungan, memanfaatkan rumah kompos, dan bank sampah terpadu, untuk mengelolanya.

“Dari kota Surabaya, kita belajar tentang komitmen pemda yang tinggi dalam pengelolaan sampah. TPA Benowo di Surabaya yang diresmikan Presiden Joko Widodo sebagai infrastruktur pengolah sampah pertama yang menghasilkan energi listrik. Surabaya juga mempelopori konsep merdeka dari sampah dengan cara menciptakan kampung-kampung bersih dan hijau,” ucapnya.

Tito juga mengapresiasi beberapa desa di Bali yang telah mengatasi persoalan sampah (desa zero waste). Masyarakat dan perangkat desa menjalankan pengelolaan sampah berbasis pada sumber yang terintegrasi dari hulu hingga hilir melalui pemanfaatan nilai ekonomi sampah atau ekonomi sirkular.

“Saya minta pemda lainnya untuk mereplikasi dan mengembangkan model pengelolaan sampah tersebut. Kita sudah harus segera berubah dari pendekatan konvensional selama ini, yakni buang-tumpuk-angkut, menjadi reduce-reuse-recycle (3R),” paparnya.

Kemendagri berkomitmen mendorong terciptanya kerja sama antara pemda, industri, UMKM, dan komunitas pecinta lingkungan guna mewujudkan ekonomi sirkular di daerah masing-masing. Tito mendorong pemda-pemda untuk menyusun perencanaan, penganggaran, kelembagaan, serta regulasi untuk mewujudkan inovasi pengelolaan sampah.

Tito menegaskan #GilasSampah ini merupakan langkah awal untuk menciptakan pendekatan baru dalam pengelolaan sampah ke seluruh Indonesia.

“Keberadaan kita di Pantai Jerman, Kuta, pada saat ini, sangat berarti secara simbolis. Akan tetapi, lebih penting lagi, saya harapkan akan berdampak secara praktis. Kita yang hadir di sini dari berbagai latar belakang. Kita bersama-sama untuk melakukan berbagai aksi,” jelasnya.

Baca Juga: Waduh, Produksi Sampah di Pontianak Meningkat Selama Ramadhan, Petugas Terpaksa Lembur

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI