Digitalisasi Pasar Perluas Jangkauan Konsumen Se-Indonesia

Iwan Supriyatna Suara.Com
Kamis, 21 April 2022 | 15:02 WIB
Digitalisasi Pasar Perluas Jangkauan Konsumen Se-Indonesia
Ilustrasi digitalisasi. [Buffik/Pixabay]

Suara.com - Belakangan tren pasar tradisional, terutama di kota-kota besar, mulai menurun. Banyak masyarakat memilih untuk bertransaksi di minimarket yang dekat dengan perumahan atau bertransaksi secara online.

Ditambah lagi, saat pandemi banyak pasar tradisional yang mengalami penurunan pendapatan sekitar 70-90 persen dari keadaan normal, bahkan ada yang sudah tidak beroperasi sama sekali.

Oleh karena itu, proses adaptasi dan pemanfaatan teknologi digital dibutuhkan guna memperluas pangsa pasar pedagang tradisional.

Salah satu contohnya, Pasar Cihapit di Jawa Barat yang berkolaborasi dengan platform digital Tokopedia melalui Pasar Cihapit Online. Saat ini sejumlah produk yang dijual pedagang Pasar Cihapit mulai dibanjiri pesanan dari luar Kota Bandung.

“Ada produk-produk dalam kemasan seperti kerupuk yang pemesannya berasal dari luar Kota Bandung, seperti Papua dan Aceh. Ini melebihi ekspektasi kami saat mulai berkolaborasi dengan Tokopedia melalui Pasar Cihapit Online,” kata Kepala Pasar Cihapit, Dewi Wulansari ditulis Kamis (21/4/2022).

Dewi tidak menyangka pasar yang sedemikian luas bisa dijangkau oleh pedagang Pasar Cihapit Online. Menurut Dewi, hal itu menjadi potensi pasar yang sedemikian besar yang bisa dioptimalkan.

Dewi menjelaskan, sebelum bergabung dengan program pasar rakyat digital yang digagas oleh Tokopedia, konsumen Pasar Cihapit memang sebatas masyarakat yang tinggal di sekitaran pasar saja. Terlebih lagi sebelum masa pandemi, perdagangan di Pasar Cihapit sepenuhnya dilakukan secara konvensional.

Kondisi tidak berubah meski sudah dilakukan inovasi dengan memanfaatkan media sosial. Saat itu, konsumen bisa memesan melalui layanan pesan singkat WhatsApp (WA).

Menurut Dewi, pemesanan melalui WA ini ternyata ribet. Transaksi tidak bisa dilakukan dalam satu kali percakapan pesan singkat.

Baca Juga: Perpusnas Tekankan Pentingnya Transformasi Digitalisasi: Memudahkan Pengguna Memanfaatkannya

“Pembeli biasanya nanya barangnya lalu harganya, terus dibalas penjual. Percakapan sampai berkali-kali hingga kesannya ribet,” imbuh Dewi.

Lain halnya saat sudah berkolaborasi dengan Tokopedia melalui Pasar Cihapit Online. Dewi mengatakan semua keribetan yang dialami itu hilang seketika. Transaksi bisa dilakukan secara praktis dan efektif.

“Target pasarnya pun semakin luas. Tidak hanya di Kota Bandung saja, tapi bisa menjangkau ke seluruh Indonesia,” sebut Dewi.

Rata-rata pertumbuhan penjualan pedagang Pasar Cihapit Online mencapai 20 persen. Dengan manfaat yang dirasakan itu, Dewi terus melakukan sosialisasi supaya pedagang di Pasar Cihapit dapatbergabung dalam program Pasar Cihapit Online untuk memperluas target pasar.

Dikonfirmasi oleh Kepala Divisi Kebijakan Publik dan Hubungan Pemerintah Daerah Tokopedia, Emmiryzan, Pasar Cihapit Online mulai bergabung dengan Tokopedia sejak Mei 2021.

“Pasar Cihapit Online ini adalah salah satu pasar tradisional yang beradaptasi ketika di masa pandemi Covid-19 dengan beragam produk untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di Kota Bandung,” terang Emmiryzan.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI