Sedangkan menurut Dea, anak-anak SAD sangat antusias mengikuti proses belajar yang berlangsung tiga kali dalam seminggu.
“Mereka senang dengan angka untuk kemudikan diterapkan dalam hitungan karena kemampuan ini sangat terpakai dalam kehidupan sehari-hari mereka,” tambah dia.
Sementara itu, Kepala Desa Pagar Desa, Firman Luther Hia, mengungkapkan insiatif PT MBJ untuk mendirikan Saung belajar bagi SAD di wilayahnya sangat tepat untuk memenuhi kebutuhan pendidikan mereka.
“Selama ini mereka mengalami kesulitan menjangkau pendidikan ditambah lagi jarak yang sangat jauh antara rumah mereka dan lokasi sekolah terdekat. Dengan adanya Saung Belajar mereka akhirnya bisa mulai bersekolah,” kata dia.
Firman mengatakan adanya Saung Belajar ini sebagai langkah awal yang sangat baik. Meski diakuinya masih ada beberapa kendala kekurangan tenaga pengajar dan juga kebutuhan sarana lainnya, namun setidaknya proses belajar mengajar bagi SAD sudah dimulai.