"Ini sejak awal saya meminta BUMN bangun ekosistem di mana kita tidak boleh menomorduakan petani," lanjut Erick.
Erick mengatakan, Uni Eropa tercatat sebagai konsumen kopi dunia terbesar, yakni mencapai 2,4 juta ton per tahun, atau 24 persen dari total konsumsi kopi dunia. Itu juga yang menjadi salah satu alasan event Pasar Kopi dilaksanakan di Amsterdam. Sejak dahulu, lanjutnya, Belanda adalah pasar potensial bagi komoditas kopi Indonesia.
“Selain itu, rata-rata warga Belanda meminum empat cangkir kopi sehari. Hal ini menunjukkan potensi pasar yang besar bagi Kopi Indonesia di Belanda yang memiliki sejarah sejak zaman dahulu,” ungkap Erick.
Kementerian BUMN berharap, momen Pasar Kopi di Amsterdam ini bisa menjadi tonggak sejarah semakin dikenalnya kopi Indonesia oleh masyarakat global dan Indonesia menjadi global market leader industri kopi di dunia.
“Saya ucapkan selamat dan sukses untuk acara Pasar Kopi: Indonesia Coffee Market di Amsterdam ini,” kata Erick.
Pasar Kopi yang berlansung sejak 1 September hingga 11 September diisi dengan paparan Amir Sidharta dan Bonnie Triyana, sebagai kurator dan desainer pameran sejarah kopi Indonesia pertama di dunia ini. Selain talk show bersama para tokoh kopi ternama dunia, para pecinta kopi juga dapat menyaksikan secara langsung sesi coffee cupping dan coffee pairing, serta menikmati kopi khas Indonesia pada area unlimited brewing session.
Dwi Sutoro, Direktur Pemasaran Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero), yang juga sebagai Ketua PMO Kopi Nusantara, mengatakan, pihaknya turut berpartisipasi aktif dalam Pasar Kopi yang akan diselenggarakan di Amsterdam itu. Menurutnya, kegiatan tersebut sejalan dengan misi PMO Kopi Nusantara, yakni memperbaiki ekosistem supply chain industri kopi dalam negeri.
“Kami membawa kopi-kopi terbaik Indonesia dari lokasi pilot project kami, diantaranya adalah Kopi Ijen dari Jawa Timur yang memiliki nilai historis dan indikasi geografis yang akan menarik perhatian konsumen global,” ujarnya.
Di antara berbagai kisah kopi dan para pelakunya yang akan ditampilkan pada Pasar Kopi di Amsterdam adalah penanaman di desa-desa di batas hutan Sulawesi, pemanfaatan lahan-lahan tidur Sumatera, reforestasi lahan kritis di Jawa Barat, dan kebun-kebun masyarakat adat Waerebo di Flores. Ekosistem kopi Indonesia meliputi, antara lain dataran tinggi yang menumbuhkan kopi arabika, kebun kopi rakyat di dataran rendah yang menghasilkan robusta, maupun lahan gambut tempat kopi jenis liberika dapat tumbuh dengan baik.
Baca Juga: 5 Presiden Amerika Serikat Kecanduan Kopi, Mirip dengan Orang Indonesia
Dalam 10 tahun terakhir, industri kopi Indonesia mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan, yakni sebesar 250%. Kini Indonesia menempati urutan keempat dalam jumlah kopi yang dihasilkan. Komoditas unggulan ini, menjadi penghasil devisa terbesar ketiga setelah kelapa sawit dan karet.