Suara.com - Harga emas dunia naik tipis pada perdagangan hari Kamis, setelah melonjak sekitar 1 persen didorong depresiasi dolar.
Emas berpotensi untuk terus naik secara perlahan karena ekspektasi kenaikan suku bunga global yang terus naik untuk meredam inflasi.
Mengutip CNBC, Jumat (21/10/2022) harga emas di pasar spot naik 0,1 persen menjadi USD1.629,75 per ounce dari sebelumnya menyentuh level terendah sejak akhir September.
Sementara itu, emas berjangka Amerika Serikat ditutup meningkat 0,2 persen menjadi USD1.636,8 per ounce.
"Kami masih berpendapat bahwa jika suku bunga terus merayap lebih tinggi seperti yang mereka lakukan, itu akan terus bersandar pada pasar emas dalam jangka pendek," kata David Meger, Direktur High Ridge Futures.
Presiden Fed Bank of Philadelphia, Patrick Harker, mengatakan bank sentral belum selesai menaikkan target suku bunga jangka pendeknya di tengah level inflasi yang tinggi.
Suku bunga Amerika yang lebih tinggi meningkatkan opportunity cost untuk memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil.
Imbal hasil US Treasury melanjutkan penguatan tanpa hentinya setelah data menunjukkan jumlah warga Amerika yang mengajukan klaim baru untuk tunjangan pengangguran turun secara tak terduga minggu lalu, memperkuat ekspektasi kenaikan suku bunga Fed yang agresif.
Meski data terpisah menunjukkan penjualan existing home di Amerika turun selama delapan bulan berturut-turut pada periode September.
Baca Juga: Turun Rp 7.000, Harga Emas Antam Hari Ini Dibanderol Rp 935.000/Gram
"Harga emas lebih fokus pada antisipasi apa yang akan dilakukan The Fed selanjutnya," kata Jeffrey Sica, CEO Circle Squared Alternative Investments.