John menilai kebijakan dari pemerintah juga penting guna menyangga laju sektor properti.
“Pelemahan daya beli serta meningkatnya cost bisa diakomodir dengan kebijakan yang menstimulus seperti PPN DTP yang terbukti efektif. Sebab kenyataannya, sektor properti yang padat karya ini memiliki permintaan potensial yang masih sangat besar secara domestik,” katanya.
Sementara itu, Rektor Universitas Indonesia (UI) Ari Kuncoro menyatakan, Indonesia memiliki berbagai keunggulan untuk bertahan menghadapi ancaman resesi.
Kehadiran kelas menengah yang secara demografi juga berusia muda merupakan mayoritas penduduk, telah memperkuat perekonomian nasional melalui konsumsi domestik.
Indonesia memiliki cadangan daya beli domestik cukup besar, terlebih lagi pembangunan infrastruktur kian membuat perekonomian semakin terintegrasi.
“Adanya jalan tol lintas Jawa dan Sumatera yang dibangun sebelum pandemi membuat sisi permintaan dan produksi menjadi lebih terintegrasi,” katanya.
Faktor-faktor inilah yang menurut Ari membuat Indonesia jauh berbeda dari negara lain, termasuk Vietnam meskipun mempunyai pertumbuhan ekonomi sangat tinggi di kawasan.
“Jadi Indonesia menjadi daerah yang menarik. Kalau ada pabrik perlu kelas menengah pekerja, lalu mereka butuh sekolah, kalau sudah butuh sekolah butuh perumahan, dan kalau butuh perumahan harus ada fasilitas pasar segala macam. Jadi itulah bedanya Indonesia misalnya dengan Vietnam, sebab dari sisi kelas menengah, Indonesia lebih banyak,” kata Ari.
Baca Juga: Bayang-bayang Resesi Menghantui, Aplikasi Pintu Bagikan Tips Investasi