Suara.com - Pemerintah melalui Kemenhub Direktorat Jenderal Perhubungan Darat mengampanyekan Gerakan Nasional Kembali Ke Angkutan Umum dalam rangka meningkatkan minat masyarakat naik angkutan umum.
Sayangnya, kampanye ini mendapatkan respon skeptis dari publik. Pasalnya, tidak semua daerah di Indonesia mendukung hal ini, baik dari aspek sarana prasarana maupun pemerintah setempat.
Salah seorang warganet Twitter, Rail-Boy menyampaikan kritiknya terkait transportasi di Kota Bandung yang tidak memadai. Sementara, Kota Semarang yang merupakan tempat ia merantau diakuinya sudah memiliki aspek transportasi yang cukup baik
"Sebagai orang Bandung juga KTPnya Bandung yg merantau di Semarang dan juga ikut projek transportasi umum di sini (Trans Semarang), saya emang heran sama Bandung. Sama-sama ibu kota provinsi tapi bisa jauh bgt sistem transportasi umumnya. Tiap balik ke Bandung berasa ke jaman batu," kata dia.
Hal itu ia sampaikan setelah salah seorang netizen memberikan pujian sarkas atas trasnprotasi di Bandung.
"Bandung memang gak punya transportasi massal yang memadai. Tapi Bandung punya masjid megah. Buat apa punya transportasi massal yang bagus, tapi gak punya mesjid megah nan mewah? Emang mau sholat dalam bis??" sindir warganet lainnya.
Sementara, menurut Direktur Sarana Transportasi Jalan, Danto Restyawan, perlu intervensi pemerintah untuk mengambil alih risiko penyediaan layanan angkutan umum yang memadai dan memenuhi standar pelayanan minimal, melalui program Subsidi Pembelian Layanan Angkutan Penumpang Umum Perkotaan Buy The Service (BTS).
“Permasalahan kemacetan lalu lintas telah mengemuka menjadi permasalahan sosial yang akut. Untuk mengurangi dampak seperti di atas, maka perlu intervensi pemerintah,” kata Danto pada Minggu (11/12/2022).
Menurutnya, dengan BTS, diharapkan dapat memberikan stimulus pengembangan angkutan penumpang umum perkotaan, meningkatkan minat penggunaan angkutan umum, dan menghadirkan kemudahan mobilitas kawasan perkotaan.
Baca Juga: Videonya Viral, Pelaku Pelecehan ke Siswi SMK Bandung di Angkot Ditangkap
Program ini, kata dia, didukung oleh teknologi telematika melalui penggunaan fleet management system, website, executive dashboard, serta aplikasi TEMAN BUS untuk memberikan kemudahan bagi regulator, operator dan pengguna.
Melalui aplikasi TEMAN BUS, masyarakat bisa mendapatkan informasi secara real time rute, jadwal dan posisi bus. Selain itu juga telah digunakan sistem pembayaran digital berbasis chip dan QRIS.
Untuk mensosialisasikan program BTS TEMAN BUS kepada masyarakat luas digunakan dengan 2 cara yakni melalui media sosial dan juga dapat dilakukan melalui pencanangan program Gerakan Nasional Kembali Ke Angkutan Umum (GNKAU).
“Program Sosialisasi GNKAU dimaksudkan untuk mengajak kembali masyarakat umum menggunakan angkutan umum khususnya penggunaan BRT Buy the Service di wilayah Yogyakarta yang juga telah terintegrasi dengan layanan Trans Jogja yang dikelola oleh Pemerintah Provinsi DI Yogyakarta,” ujarnya.
Menurut dia, GNKAU yang dilaksanakan untuk berbagai komunitas khususnya pecinta transportasi ini adalah sebagai bentuk mempromosikan sekaligus mengajak masyarakat umum melalui media sosial bahwa Teman Bus hadir untuk melayani angkutan umum di wilayah Yogyakarta.
“Dengan GNKAU merupakan perwujudan langkah dalam memberikan layanan inklusif bagi seluruh kalangan,” katanya.