“Alhamdulillah transformasi BUMN bisa membuahkan hasil nyata: peningkatan laba dari 13 T pada tahun 2020, menjadi 124,7 pada tahun 2021, meningkat lagi hingga 303,7 T pada tahun 2022. Ini bukti transformasi BUMN berjalan baik,” kata Erick Thohir
“InsyaAllah laba ini bisa digunakan berbagai program yang bermanfaat untuk masyarakat,” sambungnya.
Erick mengatakan selisih kenaikan laba konsolidasi itu sejalan dengan proses transformasi BUMN yang mencapai 75% dan akan mengejar sisa 25% sampai masa khidmatnya selesai.
“Tentu yang sangat menggembirakan, karena transformasi yang kita sudah dorong ini sudah hampir mencapai 70%-75% tinggal sisa 25%,” katanya.
Terlepas dari proyeksi tahun 2023 ini, Erick menjelaskan pendapatan konsolidasi BUMN di 2022 mencapai Rp 2.613 triliun. Perolehan ini naik 14% dibanding 2021, Rp 2.292 triliun.
Selain itu, Erick mengatakan aset konsolidasi BUMN juga meningkat cukup signifikan, menjadi Rp 9.567 triliun dari sebelumnya Rp 8.978 triliun. Adapun ekuitas konsolidasinya sebesar Rp 3.150 triliun dari sebelumnya Rp 2.776 triliun.
"Kenaikan ekuitas itu merupakan efek dari banyaknya aksi korporasi yang dilakukan BUMN," pungkas Erick.