Harga Beras Selangit, Jokowi Sebut RI Mau Impor 250 Ribu Ton dari Kamboja

Senin, 04 September 2023 | 19:03 WIB
Harga Beras Selangit, Jokowi Sebut RI Mau Impor 250 Ribu Ton dari Kamboja
Ilustrasi. Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan akan melakukan importasi beras dari Kamboja sebesar 250 ribu ton.
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan akan melakukan importasi beras dari Kamboja sebesar 250 ribu ton. Keputusan importasi ini ditengah harga beras yang saat ini menyentuh rekok tertinggi.

Jokowi mengungkap hal itu saat menerima kehadiran Perdana Menteri Kamboja Hun Manet. Dia memuji keputusan Kamboja mengekspor beras ke Indonesia.

"Saya mengapresiasi sambutan Kamboja terkait keinginan Indonesia untuk mengimpor beras dari Kamboja sekitar 250 ribu ton beras per tahun," kata Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (4/9/2023).

Jokowi memastikan Indonesia akan membalas hal tersebut. Salah satunya dengan membantu sektor ketahanan pangan Kamboja.

"Indonesia juga siap untuk mendukung Infrastruktur ketahanan pangan Kamboja melalui pasokan pupuk," ujarnya.

Indonesia menjajaki rencana impor beras dari Kamboja sejak batal mengimpor beras 1 juta ton dari India. India menutup keran ekspor beras demi mengamankan stok beras dalam negeri.

Sebelumnya, harga beras di Indonesia menyentuh rekor tertinggi sepanjang sejarah dan menjadi yang terburuk pada hari ini Kamis (31/8/2023).

Hal tersebut berdasarkan rilis data Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI). Dari data yang disampaikan per hari ini harga beras medium secara nasional di kisaran 12,300 - 12,400 / kg. Sedangkan harga beras premium dikisaran 14,000 - 14,200.

"Kondisi ini merupakan kondisi terburuk dan record kenaikan harga beras," ungkap Ketua Umum IKAPPI Abdullah Mansuri.

Baca Juga: Presiden Jokowi Prediksi Ketum Hipmi Akbar Buchari Bakal Jadi Menteri Tahun Depan

Dirinya mengatakan IKAPPI mendorong agar ada upaya-upaya percepatan pencegahan kenaikan harga yang lebih tinggi agar tidak masuk ke dalam ‘darurat beras nasional’

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI