Masyarakat sudah merasakan secara langsung hasilnya dan secara signifikan mampu menambah ekonomi keluarga.
Kepala Balai PDAS Way Seputih Sekampung, Idi Bantara sangat berperan dalam kesuksesan RHL di gunung Balak ini melalui pendekatan langsung kepada Masyarakat dan pendampingan secara terus menerus sehingga mampu menumbuhkan kepercayaan dan komitmen Masyarakat.
Menurut penjelasan idi Bantara “satu batang bibit alpukat umur 3 hingga 4 tahun mampu menghasilkan buah minimal 100 kg per tahun sehingga asumsinya dalam 1 hektar terdapat 400 batang maka dapat menghasilkan 40.000 kg buah alpukat. Apabila harga 1 kg Rp.10.000 saja maka per hektar mampu menghasilkan Rp.400.000.000”
Pada provinsi Gorontalo salah satu keberhasilan RHL berbasis Masyarakat dapat dilihat di KPH wilayah VI Gorontalo, desa Totopo, Kecamatan Bilato, Kabupaten Gorontalo. Pada umur tanaman 4 tahun sudah mulai panen jambu mete dengan produksi dan kualitas yang cukup menggembirakan.
Dalam satu batang pohon mampu menghasilkan buah jambu mete sebanyak rata rata 10 kg per panen. apabila harga pasar kacang mete dalam bentuk mentah Rp. 80.000 - Rp. 200.000 maka dapat dihitung berapa pendapatan yang masuk ke petani.
Selain tanaman RHL, Kebun Bibit Rakyat (KBR) yang merupakan program unggulan KLHK berbasis Masyarakat juga telah menunjukan hasilnya di lapangan, selain komoditas kayu maka jenis buah buahan juga sudah mulai berproduksi.
Di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2022 sebagian tanaman MPTS mulai berbuah, puncaknya pada tahun 2023 semua jenis tanaman sudah menghasilkan buah seperti petai, Mangga, Alpukat, Nangka, Kedondong, durian dan rambutan. Hasil panen tersebut sudah di distribusikan ke wilayah sekitar jawa Tengah hingga Jakarta.