“Sampah di tiap rumah dibagi dua, yaitu sampah basah yang akan diolah menjadi pupuk organik dan sampah kering yang akan didaur ulang dan dijual. Setelah semua proses itu, maka residunya akan dibawa ke tempeh pembuangan akhir (TPA),” katanya.
Klaster Ransel Jadi Salah Satu Kekuatan Ekonomi
Margahayu Tengah merupakan desa potensial, yang memiliki klaster (Kelompik Usaha). Klaster tersebut bisa diberdayakan dan akan semakin memberikan kekuatan ekonomi desa bagi warganya.
Salah satunya adalah Klaster Ransel. Untuk layanan kemudahan pembayaran, BRI memberikan kerja sama dalam bentuk pelatihan kepada anggota klaster.
Pemilik konveksi ransel, Acep Taupik mengatakan, kegiatan yang telah dikerjakan oleh para kepala keluarga Desa Margahayu Tengah secara turun-temurun ini fokus dalam pembuatan aneka tas, seperti tas ransel, tas motor, tas camping, dan lainnya.
“Tiap kepala keluarga di sini kebanyakan usaha tas. Kami awalnya beli bahan, dipola sesuai model tas, kemudian di-cutting, dan diserahkan kepada penjahit. Selesai dijahit, maka akan masuk quality control, packing dan kirim,” ujarnya menjelaskan proses pembuatan tas.
Sistem pembayaran, tentu Klaster Ransel juga memanfaatkan pembayaran digital BRI.
Ketua BUMDes Desa Margahayu Tengah, Aep Saefullah mengatakan, kerja sama antara desanya dengan BRI sangat menguntungkan. Seluruh masyarakat bisa melakukan kegiatan perbankan melalui digital.
“Kami berharap, masyarakat bisa membuka BRImo, karena untuk pembayaran tagihan, transaksi dan masih banyak fitur lainnya yang terdapat di BRImo. Dengan menggunakan fasilitas yang memudahkan ini, maka upaya masyarakat untuk membuka bisnis diharapkan bisa makin menggairahkan perekonomian,” katanya.
Baca Juga: Bek Bali United Tanggapi Kepindahan Asnawi Mangkualam ke liga Thailand