4. PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP)
Emiten anak usaha WSKT ini menelan kerugian Rp508,85 miliar hingga periode September 2023. Pada periode yang sama di tahun 2022 (year-on-year/ yoy) perseroan sempat mencatat keuntungan sebesar Rp1,18 triliun.
Kondisi ini membuat defisit atau akumulasi kerugian menumpuk 6,02% dibanding akhir tahun 2022 menjadi Rp8,972 triliun per 30 September 2023.
5. PT Indofarma Tbk (INAF)
Kondisi tekor juga dialami emiten farmasi Indofarma yang harus menelan kerugian Rp191,7 miliar sampai Kuartal III 2023.
Kerugian ini berasal dari pendapatan INAF yang anjlok lebih dari 50% pada periode tersebut. Tercatat, pendapatan Indofarma berada pada angka Rp445,7 miliar, turun 50,75% jika dibandingkan dengan pendapatan hingga akhir September 2022 kemarin di angka Rp905 miliar.
INAF mencatatkan jumlah aset senilai Rp1,49 triliun di akhir September 2023. Total aset Indofarma turun 2,6% jika dibandingkan total aset hingga akhir Desember 2022 lalu senilai Rp 1,53 triliun.
Jumlah liabilitas INAF juga membengkak mencapai Rp1,6 triliun dengan ekuitas minus Rp105,35 miliar.
6. PT Timah Tbk (TINS)
Baca Juga: Deretan Saham yang Bakal Ketiban 'Durian Runtuh' dari Program Makan Siang Gratis Prabowo
Emiten BUMN pertambangan logam anggota MIND ID ini juga harus menelan pil pahit atas kondisi keuangan perseroan. Hingga Kuartal III 2023 TINS tercatat membukukan rugi sebesar Rp87,45 miliar.
Kerugian tersebut sejalan dengan melemahnya capaian pendapatan yang anjlok 37,36% year-on-year (YoY) menjadi Rp6,37 triliun. Turunnya pendapatan dikontribusikan oleh penjualan logam timah yang merosot 42,77% YoY menjadi Rp4,5 triliun. Selain itu, pendapatan dari tin chemical tercatat sebesar Rp559,21 miliar atau mencerminkan penurunan 44,86% YoY.