Sejarah Tol Bocimi: Proyek Strategis Nasional yang Sempat Berubah-ubah Investor

Kamis, 04 April 2024 | 15:44 WIB
Sejarah Tol Bocimi: Proyek Strategis Nasional yang Sempat Berubah-ubah Investor
Presiden Joko Widodo meninjau pembangunan Jalan Tol ruas Bogor-Ciawi-Sukabumi seksi satu di Gadog, Bogor, Jawa Barat, Selasa (21/6).

Suara.com - Jalan Tol Bogor-Ciawi-Sukabumi (Tol Bocimi) longsor pada Rabu (3/4/2024) malam. Tol Bocimi ini memiliki sejarah panjang dalam pembangunannya dari sempat mangkrak, mengalami beberapa kali perubahan investor, hingga pada 2021 ditetapkan menjadi Proyek Strategis Nasional (PSN).

Tol Bocimi sendiri merupakan tol yang menghubungkan beberapa wilayah Jawa Barat. Proyek ini direncanakan memiliki total panjang 54 km dan terdiri dari empat seksi pembangunan.

Sejarah Perubahan Investor di Tol Bocimi

Berdasarkan catatan data Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT), Sebenarnya Tol Bocimi telah ditetapkan sejak 1997 dan diperkirakan memakan biaya investasi sebesar Rp 7,7 triliun.

Walau ditetapkan dari 1997, Tol Bocimi baru mendapat tanda tangan Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol (PPJT) Konsorsium Bukaka Teknik Utama 10 tahun setelah penetapan yakni tahun 2007.

Saat itu, konsorsium memiliki komposisi PT Bukaka Teknik Utama (35%), PT Graha Multitama Sejahtera (32,5%), dan PT Karya Perkasa Insani (32,5%) saham PT Trans Jabar Tol, pengelola Jalan Tol Bocimi.

Meski PPJT sudah diteken, namun pekerjaan konstruksi belum juga dikerjakan. Barulah pada April 2011, pencanangan atau proses groundbreaking jalan tol Bocimi dilakukan.

Di tahun 2011 turut terjadi perombakan struktur pemegang saham. Grup Bakrie menjadi pemegang saham pengendali atas PT Trans Jabar Tol. Komposisi pemegang saham masa itu ialah Bakrie Toll Road (60%), PT Marga Sarana Jabar (25%), dan PT Bukaka Teknik Utama (15%).

Waktu berlalu tetapi proses pengerjaan belum juga dilakukan. Hingga pada 2014, Grup MNC mengakuisisi Bakrie Toll Road dan berganti nama menjadi MNC Toll Road. Sejak saat itu, penguasaan tol Bocimi secara resmi berpindah tangan dari Grup Bakrie ke Grup MNC.

Baca Juga: Tol Bocimi Longsor, Netizen: Nunggu Korban Dulu, Baru Diperbaiki

Pasca pengambilalihan, Grup MNC menargetkan adanya groundbreaking kembali pada awal 2015, namun hal itu urung dilakukan hingga akhirnya terjadi perubahan pemegang saham.

Masuknya PT Waskita Karya

Tahun 2015, PT Waskita Karya (Persero), melalui anak usahanya Waskita Toll Road (WTR), mulai mengambil alih kepemilikan jalan tol-jalan tol yang dikuasai MNC Toll Road yang di dalamnya terdapat jalan tol Bocimi.

Struktur pemegang saham PT Trans Jabar Tol pun kembali berubah menjadi PT Waskita Toll Road (81%), PT Bukaka Mega Investama (10,14%), dan PT Jasa Sarana (8,22%).

Tanpa berlama-lama, pada Februari 2015, groundbreaking dilakukan untuk konstruksi seksi I jalan tol Bocimi dengan rute Ciawi-Cigombong.
Groundbreaking kali ini menjadi groundbreaking terakhir karena sejak saat itu, pekerjaan fisik jalan tol mulai tampak wujudnya dan seksi I (Ciawi - Cigombong) pun akhirnya dapat dioperasikan pada Desember 2018.

Hingga pada 2021, terbit Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI Nomor 7 Tahun 2021 tentang Perubahan Daftar Proyek Strategis Nasional (PSN), di mana terdapat 208 proyek dan 10 program PSN 2020-2024.

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI

Mau notif berita penting & breaking news dari kami?