Kebijakan buka 24 jam ini sejalan dengan prinsip “Tutupnya kalau hari kiamat, tapi buka setengah hari” yang meskipun terkesan sebagai suatu candaan, namun sebenarnya menunjukkan budaya dedikasi kerja mereka.
Lebih lanjut, kebijakan ini juga merupakan cara warung Madura membantu masyarakat yang membutuhkan membeli barang tertentu ketika toko lain belum buka.
“Tujuannya untuk menolong orang yang kebetulan membutuhkan. Misalnya ketika tengah malam atau ketika hendak berangkat ke kantor kehabisan bensin,” tulis peneliti dalam jurnal ilmiah.
Walau saat ini ada begitu banyak toko ritel dengan berbagai merek beserta hadirnya toko online, tak langsung membuat warung Madura redup begitu saja. Warung Madura tetap eksis seiring dengan perkembangan zaman, membantu masyarakat yang membutuhkan.
Semangat pantang menyerah dan giat bekerja yang ditunjukkan orang Madura dalam mengelola usaha berbasis kekerabatan inilah yang membuat usaha warung Madura tak pernah padam dan saat ini sudah menyebar hampir di seluruh daerah Indonesia.