"BTN Prospera dimulai dari dana nasabah di atas Rp100 juta. Dengan hanya cukup memiliki pengendapan DPK atau Dana Pihak Ketiga sebesar Rp100 juta, nasabah bisa dapat langsung menikmati seluruh layanan dari BTN Prospera. Jadi saya rasa ini sangat affordable. Saya rasa ini sangat diminati masyarakat Indonesia," jelas Frengky.
Pada kesempatan itu, Frengky mengungkapkan peluncuran produk BTN Prospera Debit Card ini sudah dilakukan sematang mungkin. Banyak persiapan yang harus dilakukan sehingga butuh waktu delapan bulan untuk meluncurkan kartu debit ini sejak layanan Prospera diperkenalkan pada Maret 2024.
"BTN Prospera memang benar diluncurkan pada 22 Maret 2024. Persiapan ini kami khususkan sehingga diluncurkan kartu debit BTN Prospera pada malam ini sebagai wujud untuk melengkapi kebutuhan dan layanan benefit dari nasabah BTN Prospera. Seperti tadi yang sudah saya jelaskan, ke depan kami juga akan melengkapi benefit-benefit yang ada di BTN Prospera dan terus melengkapi benefit dari kartu debit BTN Prospera," tutur Frengky.
Peluncuran BTN Prospera Debit Card ini juga mendapat sambutan positif dari nasabah. Mereka terlihat antusias dan menilai kartu debit ini menjadi langkah maju yang sudah dinanti-nanti.
Salah satu bentuk antusiasme itu ditunjukkan nasabah bernama Jovan. Ia mengaku puas selama menjadi nasabah BTN karena telah memberikan layanan-layanan keuangan sekaligus solusi tepat untuk memenuhi kebutuhannya.
"Buat saya BTN kasih banyak banget diskon dan voucher-voucher yang dikasih pada acara hari ini. BTN salah satu bank yang baru saya coba. BTN ini sama kayak bank-bank lain yang pasti sudah memberikan layanan seperti QRIS kemudian pembayaran listrik token, top up," kata Jovan.
Jovan berharap BTN bisa terus memberikan inovasi-inovasi terbaru. Khususnya pada aplikasi keuangan digital.
"Semoga semakin sukses lagi. Aplikasinya juga makin lebih canggih atau mengadakan fitur-fitur yang tidak ada di bank lain," tuturnya.
Sejak diluncurkan pada Maret 2024, BTN Prospera telah berhasil menarik perhatian luas dengan mencapai 55.200 nasabah hingga Oktober 2024, dengan total dana kelolaan atau Asset Under Management (AUM) sebesar Rp10,6 triliun.
Baca Juga: Driver Gojek Kini Bisa Punya Rumah Lewat KPR Subsidi
Pertumbuhan ini memberikan dampak signifikan terhadap Dana Pihak Ketiga (DPK) BTN, di mana segmen Prospera menyumbang 17,3% dari total DPK BTN yang mencapai Rp61,9 triliun per 31 Oktober 2024.
Muhammad Iqbal menambahkan bahwa pertumbuhan DPK di segmen ini menunjukkan tren yang sangat positif, dengan kenaikan signifikan sebesar 67,8% sejak pertama kali diperkenalkan.
BTN memahami bahwa segmen Emerging Affluent membutuhkan pendekatan yang lebih personal dan relevan dalam mengelola keuangan mereka. Dengan menerapkan strategi Customer First & Relevant, BTN berupaya memahami gaya hidup dinamis serta kebutuhan nasabah di segmen ini.
“Kami yakin Debit Card BTN Prospera dapat menjadi alat yang efektif bagi nasabah dalam mengelola keuangan dan mendukung gaya hidup mereka yang dinamis. Kami ingin kartu ini menjadi solusi andalan yang tidak hanya memperkuat hubungan dengan nasabah, tetapi juga mendukung inklusi keuangan dan berkontribusi pada pertumbuhan sektor perbankan nasional,” ujar Muhammad Iqbal.
BTN Prospera merupakan langkah nyata BTN dalam memperluas inklusi keuangan, terutama di segmen emerging affluent yang terus berkembang di Indonesia. Dengan layanan keuangan yang semakin mudah dijangkau dan berbagai manfaat yang mengikuti tren, Debit Card BTN Prospera berpotensi menjadi pionir dalam memberikan pengalaman perbankan yang lebih dari sekadar transaksi, tetapi juga memperkuat loyalitas nasabah dan kontribusi BTN pada sektor perbankan nasional.
Emerging affluent sendiri adalah istilah yang merujuk pada kelompok masyarakat menengah yang sedang berkembang menjadi kelas atas dengan kekuatan finansial yang lebih tinggi.
Masyarakat emerging affluent memiliki tekad dan dorongan kuat untuk meningkatkan pendapatan dan status sosial ekonomi mereka, dan lebih luas lagi berpotensi menjadi pendorong kuat bagi pasar konsumen kawasan Asean.