Secara bisnis, Kabupaten Tabanan bisa dikata sebagai salah satu kawasan yang paling prospektif untuk investasi di Bali. Pada tahun 2021 Kabupaten Tabanan menempati posisi kelima setelah Badung, Denpasar, Gianyar, dan Jimbaran, dengan indeks permintaan properti mencapai 3,28%. Wilayah ini juga termasuk dalam pengembangan untuk kawasan metropolitan Bali, Sarbagita (Denpasar-Badung-Gianyar-Tabanan).
“Bahkan secara posisi indeks permintaan properti, Tabanan berada di atas Nusa Dua, Seminyak dan Ubud,” ungkap Evgeny.
Kawasan ini dibentuk berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 45 Tahun 2011, dan kemudian diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 51 Tahun 2014 yang digagas Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, sehingga menjadi tempat ideal bagi investasi properti yang menjanjikan di masa depan.
“Salah satu prinsip dasar dari investasi properti adalah memilih wilayah yang masih memiliki ruang untuk pengembangan, dibandingkan wilayah-wilayah yang sudah mendekati maturity. Dengan demikian, peningkatan imbal hasil investasi akan lebih tinggi di masa mendatang,” terangnya.
Lebih lanjut, Evgeny Obolentsev menyoroti Nuanu Creative City sebagai landmark utama di kawasan Nyanyi, Kabupaten Tabanan. Dengan luas 44 hektar, Nuanu merupakan pusat visioner di Bali yang mewujudkan komitmen untuk hidup harmonis. Nuanu membangun komunitas kreator, pemimpin, dan penggerak perubahan yang dinamis, menawarkan ruang yang dirancang dengan cermat untuk pendidikan, seni & budaya, kesehatan, hiburan, dan kehidupan yang terinspirasi alam. Bersama-sama, elemen-elemen yang saling terhubung ini membentuk ekosistem tanpa hambatan yang mendorong kolaborasi, kreativitas, dan hubungan yang bermakna.
Salah satu fasilitas unggulan Nuanu adalah Dome Experience yang baru diluncurkan oleh Labyrinth Collective, ruang imersif seluas 600 meter persegi yang menjadi garis depan seni, teknologi, dan inovasi. Dilengkapi dengan sistem proyeksi cahaya 192.000 lumen yang canggih dan sistem audio canggih pertama di Indonesia, Dome menetapkan standar baru untuk pengalaman imersif di kawasan ini. Selain itu, fasilitas unggulan yang baru saja diluncurkan adalah tahap pertama Magic Garden, tempat perlindungan seluas 3.600 meter persegi yang didedikasikan untuk flora dan fauna asli Bali. Dari kupu-kupu yang terancam punah hingga tanaman asli yang langka, Magic Garden menawarkan ruang mempesona yang menghormati dan melestarikan keanekaragaman hayati di Nuanu dan Bali.
“Seiring dengan terus berkembangnya Nuanu Creative City, kami memperkenalkan Ecoverse, sebuah proyek hunian premium yang terletak di gerbang menuju pembangunan visioner ini,” tambah Evgeny Obolentsev.
Ecoverse merupakan kompleks hunian yang menghadirkan 34 unit apartemen serta 16 unit townhouse setinggi 2 dan 3 lantai, yang menawarkan kenyamanan luar biasa melalui konstruksi bangunan berkualitas tinggi serta keharmonisan dengan alam sekitar.
Dia menerangkan, NPG Indonesia adalah perusahaan pengembang yang memfokuskan diri dalam pengembangan real estat di Bali melalui penyelarasan bangunan, fasilitas, dan gaya hidup modern dengan alam dan lingkungan sekitar.
Baca Juga: BRI Peduli Komitmen Hijaukan Indonesia, Target Serap 17,96 Ribu Ton CO2e Per Tahun
Lebih lanjut, Evgeny Obolentsev menjelaskan, NPG selalu mengedepankan prinsip-prinsip keberlanjutan (sustainability) dalam setiap proyek hunian yang dikembangkan.
“Kami selalu mengaplikasikan beberapa fitur keberlanjutan, seperti energi terbarukan di setiap unit melalui penggunaan panel tenaga surya, sistem pengolahan sampah, filter air osmosis, dan Rain Water Trap,” katanya.
Menurut Evgeny, tantangan sebenarnya adalah bagaimana menyesuaikan bangunan dengan alam sekitar. Pasalnya, hal itulah yang membuat semua orang jatuh cinta kepada Bali, yaitu alam dan budayanya.
Dia menambahkan, pada saat proyek Ecoverse selesai di Kuartal Empat 2025, semua penghuni akan dapat menikmati fasilitas yang dimiliki Nuanu Creative City, seperti ProEd Global School dan Luna Beach Club, yang hanya berjarak beberapa menit berjalan kaki.
“Hal ini sangat penting bagi kami, agar tercipta keseimbangan yang harmonis antara pertumbuhan pariwisata dengan alam dan budaya Bali itu sendiri bagi para penghuni Ecoverse nantinya,” pungkas Evgeny Obolentsev.