Peningkatan ini sebagian besar disebabkan oleh kenaikan popularitas jaringan Ethereum Layer-2 pasca-pembaruan Dencun dan peluncuran dana yang diperdagangkan di bursa (ETF) Ethereum. Kedua faktor ini menunjukkan pentingnya inovasi teknologi dan produk keuangan baru dalam mendorong adopsi.
Studi yang dilakukan oleh TRM Labs menunjukkan bahwa India, Indonesia, Nigeria, Amerika Serikat, dan Vietnam adalah lima negara teratas dalam adopsi kripto pada tahun 2024.
Analisis ini menggunakan data transaksi on-chain dan pola lalu lintas web yang disesuaikan dengan PDB per kapita setiap negara.
Kenya menunjukkan pertumbuhan yang paling signifikan, naik dari peringkat ke-32 di tahun 2023 menjadi ke-17 di tahun 2024.
Volume transaksi kripto di negara ini meningkat dua kali lipat dari tahun ke tahun, menunjukkan bahwa negara-negara berkembang juga berperan penting dalam ekosistem kripto global.