Sampah Minuman Kemasan Cemari Lingkungan, Ini Brand Penyumbang Sampah Terbanyak di Indonesia

Kamis, 24 April 2025 | 12:46 WIB
Sampah Minuman Kemasan Cemari Lingkungan, Ini Brand Penyumbang Sampah Terbanyak di Indonesia
Ilustrasi sampah plastik menumpuk. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Air minum dalam kemasan atau yang kerap disingkat AMDK merupakan produk yang digemari masyarakat. Selain praktis karena bisa langsung diminum, AMDK bisa dibeli dengan harga yang amat terjangkau.

Namun sayang, kepraktisan konsumsi AMDK tidak dibarengi dengan kesadaran produsen untuk mengolah limbahnya. Padahal, AMDK sangat lekat dengan produk plastik yang menjadi kemasannya.

Berdasarkan Audit Brand Report 2024, yang dilakukan Sungai Watch disebutkan bahwa Aqua gelas 220 ml merupakan penyumbang sampah plastik terbanyak di Indonesia selama empat tahun berturut-turut.

Sungai Watch mencatat, sebanyak 10.910 sampah Aqua gelas ditemukan di sungai dan tempat pembuangan akhir. Ini berarti, sebanyak 30% total sampah dihasilkan oleh Danone, perusahaan pemilik merek Aqua.

Sementara itu, berdasarkan survei Litbang Kompas dan Net Zero Waste Management Consortium (NZWMC) 2022 disebutkan, Aqua gelas menempati posisi keempat penyumbang sampah terbanyak di enam kota besar Indonesia. Tiga posisi teratas adalah plastik tanpa merek, kantong kresek, dan bungkus mi instan.

Fakta ini membuat Ahmad Safrudin dari Net Zero mengatakan bahwa pihaknua akan melayangkan somasi pada Danone.

“Kami berencana melayangkan somasi kepada perusahaan-perusahaan yang sampah kemasannya masih mendominasi badan-badan air dan TPA (tempat pembuangan akhir),” ujarnya, dalam acara Sarasehan Konservasi Air di Depok.

Keprihatinan yang sama juga telah ditunjukkan Gubernur Bali, Wayan Koster. Beberapa waktu lalu, Koster mengambil tindakan nyata dengan mengeluarkan Surat Edaran Nomor 09 Tahun 2025.

Dalam edaran ini, ia melarang produksi dan distribusi air minum kemasan berukuran di bawah 1 liter. Perusahaan yang melanggar ketentuan ini bisa terancam sanksi pencabutan izin dan bakal diumumkan ke publik.

Baca Juga: Kenapa Equil Mahal? Air Minum Premium Favorit Pejabat Disorot di Tengah Isu Efisiensi Anggaran

Sayangnya, niat Koster dan berbagai pihak yang peduli lingkungan tidak mendapat respons positif. Ketua Umum Perkumpulan Perusahaan Air Minum Dalam Kemasan (Aspadin), yang menaungi Aqua pernah menyatakan keberatannya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI