Jadi Lembaga Paling Bernilai di RI, Danantara Bakal Kelola Aset Senilai Rp16.000 Triliun

Achmad Fauzi Suara.Com
Selasa, 29 April 2025 | 09:10 WIB
Jadi Lembaga Paling Bernilai di RI, Danantara Bakal Kelola Aset Senilai Rp16.000 Triliun
Kepala BPI Danantara Rosan Roeslani/(Suara.com/Achmad Fauzi).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Badan Pengeloa Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danatara) bakal menjadi lembaga yang bernilai tinggi. Pasalnya, nilai aset yang dikelola Danantara bisa mencapai USD 1 triliun atau setara Rp16.000 triliun.

Kepala Badan Pelaksana Danantara, Rosan Roeslani menjelaskan, dana itu berasal dari 844 BUMN yang meliputi anak usaha, cucu dan cicit usaha, di mana nilai asetnya mencapai USD982 miliar.

"Itu ada anak, cucu, cicit, di bawahnya cicit lagi, jadi kalau ditotal ada 844 perusahaan, dan itu sudah resmi berada di kepemilikan Danantara sejak 21 Maret yang lalu," ujar Rosan di Jakarta Convention Center (JCC),

Rosan menambahkan, dana tersebut akan ditambah dari aset-aset yang dimiliki oleh Kementerian Sekretariat Negara (Kemensetneg).

"Jadi ini semua yang tadinya berada di Setneg, akan berada di bawah Danantara, itu maksudnya," imbuh Menteri Investasi dan Hilirisasi itu.

Kelola 844 BUMN

Rosan memastikan bahwa seluruh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) beserta anak dan cucu usahanya kini telah resmi berada di bawah kepemilikan penuh Danantara. Kepastian ini menandai perubahan struktur kepemilikan saham prioritas BUMN, yang sebelumnya dipegang oleh pemerintah melalui Kementerian BUMN.

"Sejak diluncurkan oleh Bapak Presiden pada 21 Maret 2025, seluruh BUMN dan entitas turunannya, total sebanyak 844 perusahaan, telah resmi menjadi bagian dari Danantara," ungkap Rosan dalam acara Town Hall Danantara yang digelar di Jakarta Convention Center, Senin (28/4/2025).

Rosan menilai bahwa kehadiran Danantara hadir pada waktu yang tepat, mengingat situasi global yang diliputi ketidakpastian akibat konflik geopolitik dan perang dagang. Menurutnya, situasi ini mendorong banyak negara untuk memperkuat kemandirian ekonomi nasional.

Baca Juga: Era Pengawas Baru, Rosan Peringatkan Bos BUMN Tak Ada Toleransi

"Kondisi global yang tidak menentu menyadarkan kita bahwa bangsa ini harus bertumpu pada kekuatan ekonominya sendiri. Kita tak bisa terus bergantung pada kekuatan ekonomi dari negara lain," kata dia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI