Suara.com - Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), terus berotot menguat hingga akhir perdagangan Selasa (29/4/2025)
Mengutip data RTI Business, IHSG ditutup menguat 26,10 poin atau naik 0,39 persen menuju ke level 6.749.
Pada perdagangan pada waktu itu, sebanyak 21,20 miliar saham diperdagangkan dengan nilai transaksi sebesar Rp10,01 triliun, serta frekuensi sebanyak 1,19 juta kali.
Dalam perdagangan hari ini, sebanyak 383 saham bergerak naik, sedangkan 230 saham mengalami penurunan, dan 192 saham tidak mengalami pergerakan.
Di perdagangan hari ini, beberapa saham yang mengalami kenaikan sebagai penggerak IHSG diantaranya, KRYA, GSPO, DATA, SMGA, LUCK,PTPP, SGER, DEWA, NINE, HRTA, DOOH, dan DOOH.
Sementara, saham-saham yang alami jeblok pada perdagangan hari ini diantaranya, SMIL, KOBX, WAPO, UNIQ, RAJA, TUGU, BCAP, IPCC.
Sesuai Proyeksi
IHSG berpotensi melanjutkan tren kenaikannya pada perdagangan hari ini. Setelah pada sesi sebelumnya berhasil ditutup menguat sebesar 0,66 persen di tengah tekanan aksi jual asing sebesar Rp103 miliar.
Dukungan dari sentimen global yang positif serta optimisme atas langkah stimulus lanjutan dari China menjadi faktor utama yang menopang prospek pergerakan indeks.
Baca Juga: Wall Street Bergejolak saat Pasar Modal Asia Perkasa, IHSG Diprediksi Meroket Hari Ini
Analis BNI Sekuritas, Fanny Suherman, menilai bahwa kondisi eksternal yang cukup kondusif memberikan ruang bagi IHSG untuk menguji level resistance berikutnya.
"Secara teknikal, IHSG masih memiliki peluang untuk menguat menuju area resistance di 6.770 hingga 6.800, dengan support kuat di kisaran 6.630–6.660," ujar Fanny seperti dikutip dalam risetnya, Selasa (29/4/2025).
Dari pasar global, Wall Street bergerak variatif namun cenderung menguat pada perdagangan Senin (28/4), dengan indeks S&P 500 naik tipis 0,06 persen, Dow Jones Industrial Average menguat 0,28 persen sementara Nasdaq Composite terkoreksi 0,1 persen. Sentimen pasar terbagi antara optimisme atas laporan keuangan kuartalan perusahaan besar dan kekhawatiran terhadap ketidakpastian negosiasi dagang antara Amerika Serikat dan China.
Fanny menjelaskan bahwa meskipun ketegangan perdagangan masih menjadi perhatian, pasar tampaknya lebih fokus pada potensi pertumbuhan laba emiten.
"Rilis laporan keuangan dari emiten teknologi besar seperti Apple, Meta Platforms, dan Amazon menjadi kunci pergerakan indeks di Wall Street pekan ini," tambahnya.
Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, juga memberikan komentar terkait hubungan dagang kedua negara tersebut, dengan menekankan perlunya China untuk melakukan de-eskalasi, mengingat ketimpangan perdagangan yang dinilai tidak berkelanjutan dalam jangka panjang.
Dari kawasan Asia Pasifik, mayoritas bursa saham ditutup menguat. Indeks Nikkei 225 Jepang naik 0,38 persen, Topix menguat 0,86 persen, Kospi Korea Selatan naik 0,10 persen, dan Taiex Taiwan melonjak 0,81 persen. Namun demikian, indeks Hang Seng Hong Kong turun tipis 0,04 persen dan indeks Kosdaq Korea Selatan melemah 1,41 persen.
Optimisme pasar Asia didorong oleh pernyataan Menteri Keuangan China, Lan Fo’an, yang menyebutkan bahwa pemerintah China akan mengadopsi kebijakan makroekonomi yang lebih proaktif untuk mendukung target pertumbuhan ekonomi tahun ini. Konferensi pers yang direncanakan oleh otoritas China untuk mengumumkan langkah-langkah stimulus lebih lanjut menjadi perhatian utama investor.
"Jika stimulus tambahan benar-benar direalisasikan, hal ini akan menjadi katalis positif bukan hanya bagi bursa China, tetapi juga bursa negara berkembang lainnya, termasuk Indonesia," kata Fanny.
Meski IHSG mencatatkan penguatan, aksi jual bersih asing masih terjadi dengan nilai sekitar Rp103 miliar. Saham-saham yang menjadi sasaran jual asing di antaranya adalah BMRI, RAJA, TLKM, UNTR, dan GOTO.
Menurut Fanny, tekanan jual asing masih dalam batas wajar dan lebih banyak dipengaruhi oleh rotasi portofolio menjelang akhir bulan.
"Selama IHSG mampu bertahan di atas support kuat, tekanan jual asing tidak akan mengubah tren jangka pendek indeks," jelasnya.
Dengan mempertimbangkan kondisi teknikal dan sentimen global yang mendukung, Fanny merekomendasikan investor untuk tetap selektif dan fokus pada saham-saham berfundamental kuat yang menunjukkan pola akumulasi. Beberapa sektor yang bisa menjadi perhatian adalah sektor infrastruktur, energi, dan perbankan.
Adapun area trading untuk IHSG hari ini diperkirakan berada dalam kisaran 6.630–6.800, dengan kecenderungan menguji resistance atas jika sentimen tetap positif hingga sesi perdagangan berakhir.