Industri Kripto Sumbang Pajak Rp 1,2 Triliun Hingga Maret 2025

Iwan Supriyatna Suara.Com
Selasa, 13 Mei 2025 | 13:51 WIB
Industri Kripto Sumbang Pajak Rp 1,2 Triliun Hingga Maret 2025
Ilustrasi pajak. (Freepik)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Hal ini menegaskan peran Indodax sebagai pelaku utama dalam industri perdagangan aset kripto di Indonesia.

CEO Indodax, Oscar Darmawan, menyambut positif kontribusi kripto terhadap pajak negara yang menandakan kemajuan penting dalam upaya menjadikan aset digital sebagai bagian dari ekosistem ekonomi resmi.

“Fakta bahwa industri ini telah berkontribusi lebih dari satu triliun rupiah dalam pajak menunjukkan bahwa kripto bukan lagi industri biasa,” ujar Oscar ditulis Selasa (13/5/2025).

Menurutnya, keberhasilan tersebut tidak lepas dari sinergi antara regulator, pelaku industri, dan partisipasi aktif masyarakat yang semakin paham terhadap potensi aset digital.

Di sisi pasar, harga Bitcoin telah kembali menyentuh level US$100.000. Ini menjadi salah satu sinyal baik, setelah sebelumnya mengalami tekanan akibat ketidakpastian makroekonomi global.

Peningkatan harga ini terjadi setelah keputusan Federal Open Market Committee (FOMC) yang mempertahankan suku bunga The Fed di level 4.5%.

Pasar kripto, yang dikenal responsif terhadap kebijakan moneter global, menunjukkan pergerakan positif sebagai respons terhadap keputusan tersebut, mencerminkan sentimen pelaku pasar yang optimistis terhadap stabilitas suku bunga dalam waktu dekat.

Oscar menilai bahwa pergerakan harga Bitcoin saat ini bukan sekadar spekulasi, melainkan refleksi dari kepercayaan pasar terhadap nilai jangka panjang teknologi blockchain dan aset digital.

“Kenaikan kembali harga Bitcoin yang menyentuh US$100.000 adalah hasil dari akumulasi sentimen positif dan faktor fundamental yang menguat,” jelasnya.

Baca Juga: Bersiap, Trump Mau Naikan Pajak Buat Orang Kaya

Ia menambahkan bahwa para investor tidak seharusnya terbawa euforia sesaat. Yang terpenting adalah memahami karakteristik aset dan menggunakan strategi jangka panjang seperti Dollar Cost Averaging (DCA) untuk membangun portofolio secara berkelanjutan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI