Emiten Pengelola KFC Kini Jagonya (Ayam) Rugi

Kamis, 15 Mei 2025 | 11:37 WIB
Emiten Pengelola KFC Kini Jagonya (Ayam) Rugi
Outlet KFC di Kemayoran, Jakarta, Selasa (11/2/2025). [Suara.com/Alfian Winanto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - PT Fast Food Indonesia Tbk. (FAST), pengelola jaringan restoran cepat saji KFC di Indonesia, mencoba putar otak untuk memperbaiki kondisi keuangannya dengan mengumumkan rencana Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMTHMETD) atau private placement.

Dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (15/5/2025) FAST berencana menerbitkan maksimal 533.333.334 saham biasa dengan harga pelaksanaan Rp 150 per saham. Aksi korporasi ini diharapkan dapat meraup dana hingga Rp 80 miliar yang telah disepakati dengan investor.

Manajemen FAST menyatakan bahwa dana segar dari private placement ini akan sepenuhnya digunakan untuk memperkuat modal kerja dan mendukung ekspansi bisnis perusahaan ke depan. Langkah ini diambil sebagai respons terhadap kondisi keuangan perusahaan yang saat ini menunjukkan modal kerja bersih negatif sebesar Rp 1,67 triliun.

Tingginya liabilitas jangka pendek, termasuk utang bank, utang usaha, dan utang lain-lain, menjadi penyebab utama tekanan keuangan ini. Tercatat, total liabilitas FAST mencapai 96% dari total aset perusahaan. Dengan adanya private placement ini, diharapkan struktur permodalan FAST akan menjadi lebih sehat dan perusahaan dapat kembali fokus pada pertumbuhan bisnisnya.

Rencana PMTHMETD ini diharapkan dapat memberikan sejumlah manfaat signifikan, di antaranya adalah peningkatan struktur permodalan Perseroan dari Rp 127,73 miliar menjadi Rp 207,73 miliar. Selain itu, rasio liabilitas terhadap ekuitas (DER) Perseroan diproyeksikan akan membaik dari 26,63 kali menjadi 15,99 kali.

Secara rinci, dana hasil private placement akan digunakan untuk pembelian persediaan dan pembayaran kewajiban lancar sebesar Rp 52 miliar, serta untuk biaya operasional efisiensi karyawan sebesar Rp 28 miliar.

Manajemen FAST juga menyoroti tren penurunan harga saham perseroan yang cukup fluktuatif sejak Januari hingga Maret 2025, dengan penurunan signifikan mencapai 20% dalam beberapa minggu. Ditambah dengan situasi politik di Indonesia yang turut mempengaruhi pasar saham, FAST memperhitungkan harga saham saat Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) di bulan Mei sebagai dasar penetapan harga pelaksanaan private placement sebesar Rp 150 per saham, yang dinilai wajar.

Persetujuan atas rencana private placement ini akan dimintakan kepada para pemegang saham melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang dijadwalkan pada tanggal 16 Mei 2025, dan akan dilaksanakan selambat-lambatnya pada tanggal 20 Juni 2025, sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Meskipun demikian, manajemen FAST juga mengakui adanya potensi risiko dilusi bagi pemegang saham yang tidak berpartisipasi dalam aksi korporasi ini. Setelah PMTHMETD dilaksanakan, kepemilikan saham pemegang saham yang tidak mengambil bagian diperkirakan akan mengalami penurunan (dilusi) sebesar 11,79%.

Baca Juga: Drama Utang di Cengkareng: Suami Pinjam Atas Nama Istri, Debt Collector Ngamuk di Pabrik

Berdasarkan data per 28 Februari 2025, struktur kepemilikan saham FAST adalah sebagai berikut: PT Gelael Pratama (40%), PT Indoritel Makmur Internasional Tbk (DNET) milik Salim (35,84%), BBH luxembourg S/A Fidelity FD Sicav, FD FDS PAC FD (7,9%), publik dengan kepemilikan di bawah 5% (16,18%), dan saham tresuri (0,08%).

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI