Dampak Gencatan Tarif AS-China: Rupiah Menguat, Apa Untungnya bagi Kita?

Tasmalinda Suara.Com
Jum'at, 16 Mei 2025 | 21:30 WIB
Dampak Gencatan Tarif AS-China: Rupiah Menguat, Apa Untungnya bagi Kita?
nilai tukar rupiah pada dolar hari ini

Suara.com - Kabar menggembirakan datang dari pasar keuangan global.

Hari ini, Jumat (16/5/2025), nilai tukar Rupiah kembali menunjukkan taringnya dengan menguat sebesar 84 poin atau 0,51 persen ke posisi Rp16.445 per dolar AS.

Penguatan ini menjadi angin segar di tengah kekhawatiran yang sempat melanda pasar uang beberapa waktu terakhir.

Analis Bank Woori Saudara, Rully Nova, menjelaskan bahwa penguatan kurs Rupiah didorong oleh sentimen global yang membaik, terutama setelah adanya kesepakatan penting antara dua raksasa ekonomi dunia: Amerika Serikat dan China.

Dalam kesepakatan yang dicapai di Jenewa, Swiss, kedua negara sepakat untuk melakukan gencatan tarif selama 90 hari, langkah yang disambut antusias oleh pelaku pasar.

Rupiah hari ini ditutup menguat dipengaruhi oleh sentimen positif global, yaitu meningkatnya selera risk-on investor terhadap aset-aset di negara berkembang, seiring meredanya ketegangan perang tarif antara AS dan China,” kata Rully kepada ANTARA di Jakarta.

Kesepakatan ini bukan hanya simbol diplomasi, tetapi juga berdampak nyata terhadap pasar keuangan.

Dalam perjanjian tersebut, AS sepakat untuk menurunkan tarif impor dari China dari 145 persen menjadi 30 persen, sementara China menurunkan tarifnya dari 125 persen menjadi hanya 10 persen.

AS juga akan memangkas tarif untuk produk bernilai rendah yang banyak diimpor dari Negeri Tirai Bambu. Langkah ini dipandang sebagai win-win solution yang memberi ruang nafas bagi ekonomi global.

Baca Juga: Setengah Tahun Pemerintahan Prabowo! Dulu Ekonomi RI Disebut Komodo, Mungkin Sekarang Cicak?

Sejalan dengan kesepakatan itu, indeks Volatilitas Pasar (VIX) turun drastis, mencerminkan menurunnya kecemasan investor atas ketidakpastian pasar global.

“Turunnya VIX Index menunjukkan bahwa ketegangan pasar berkurang signifikan. Ini berdampak langsung pada menguatnya mata uang negara berkembang, termasuk Rupiah,” tambah Rully.

Tak hanya dari sisi eksternal, dukungan positif juga datang dari dalam negeri.

Rully menyebut bahwa mulai pulihnya pasar saham Indonesia ikut memperkuat posisi Rupiah terhadap Dolar AS.

Sebagai catatan, Kurs JISDOR (Jakarta Interbank Spot Dollar Rate) Bank Indonesia juga mengalami penguatan hari ini ke posisi Rp16.424 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.535.

Bagi masyarakat dan pelaku usaha di Indonesia, penguatan Rupiah ini memberi sinyal positif: potensi menurunnya tekanan inflasi dari barang-barang impor dan kestabilan harga bahan baku yang biasa dibeli dengan dolar.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI