BI : Rupiah Masih Tunggu Kepastian Pertemuan China dan Amerika

Rabu, 07 Mei 2025 | 14:06 WIB
BI  : Rupiah Masih Tunggu Kepastian Pertemuan China dan Amerika
BI : Rupiah masih tunggu kepasstian pertemuan China dan Amerika

Suara.com - Bank Indonesia (BI) terus menjaga nilai tukar rupiah agar tetap stabil. Saat ini saja pergerakan mata uang Garuda melemah  menjadi Rp16.461 untuk dollar AS.

Kepala Departemen Pengelolaan Moneter dan Aset Sekuritas  Erwin Gunawan Hutapea mengatakan pelemahan rupiah juga disebabkan faktor global. Salah satunya perbincangan China dengan Amerika Serikat mengenai penetapan tarif.

"Pembicaraan Amerima dan Tiongkok pasti mempengaruhi landscape perdagangan global dan akhirnya pasar keuangan global," kata Erwin Gunawan Hutapea di Gedung BI, Jakarta, Rabu (7/5/2025).

Menurut dia, tekanan ekonomi akan berkurang seiring setiap negara bisa mengatasi situasi global. Apalagi, perputaran ekonomi global akan terus berjalan.

" Mereka masih menunggu komprominha seperti apa begitu akan clear dan setiap negara bisa mengatasi impact ekonomi dan investor global dalam landscape yang baru nampaknya dunia akan pulih bekerja kembali. Ekonomi dunia akan berputar enggak mungkin selamanya wait and see," bebernya.

BI pun memastikan akan selalu berada di pasar dalam menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah. Hal ini untuk menjaga stabilitas ekonomi Indonesia sesuI dengan target.

"Tujuan kita memastikan mekanisme pasar berjalan baik. Kami selalu berada di pasar agar menjaga mekanisme pasar lebih sehat," katanya.

Kata dia berbagai faktor yang mempengaruhi sentimen pelaku pasar keuangan di antaranya masih seputar perang dagang. Namun, kini makin memburuk setelah adanya perang terbuka antara India dan Pakistan.

"Untuk turun ke bawah Rp 16.400 itu kelihatannya supportnya cukup strong, selalu membal, dan hari ini kan kita lihat pergerakannya itu di Rp 16.500-an," imbuhnya.

Baca Juga: CIA Buka Lowongan Kerja Mata-mata China, Beijing Siap Beri Balasan Lebih Keras

Erwin menilai, faktor sentimen yang memengaruhi pergerakan kurs rupiah membuat faktor fundamentalnya yang masih baik menjadi tertutupi. Misalnya, pertumbuhan ekonomi kuartal I-2025 yang masih bisa di level 4,87% secara tahunan atau year on year menurutnya masih memberikan sentimen positif bagi investor.

"Meskipun rilis GDP kemarin di Q1 kelihatannya di bawah konsensus pelaku pasar, konsensus pelaku pasar kita ada di 4,92%, kejadiannya di 4,87%," bebernya.

Selain itu, BI secara bertahap melakukan pengurangan outstanding Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), agar likuiditas lebih banyak diserap oleh masyarakat.

Adapun, pengurangan outstanding SRBI secara bertahap agar likuiditas menjadi longgar, dan likuiditas bisa mengalir ke industri dan masyarakat.

“Karena kuncinya dilonggarkan, likuiditasnya akan mengalir ke industri itu lebih banyak. Nah sehingga sebagai bagian dari upaya itu, untuk SRBI secara bertahap BI melakukan penurunan outstanding,” tutur Erwin 

Sebagai informasi, Nilai tukar rupiah hari ini melemah sebesar 12 poin atau 0,07 persen terhadap dolar AS. Kurs rupiah turun menjadi Rp16.461 per dolar AS pada pembukaan perdagangan Rabu pagi di Jakarta.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI