Suara.com - Sampoerna Retail Community (SRC) terus fokus untuk mengembangkan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), khususnya toko kelonting di Indonesia. SRC mengungkapkan, terdapat empat strategi untuk bisa membawa UMKM maju hingga naik kelas.
SRC juga memperkuat kolaborasi antara pelaku UMKM, mitra bisnis, dan pemangku kepentingan. Sinergi ini menjadi fondasi bagi pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, menjadikan keluarga besar SRC Indonesia semakin kuat, cepat, dan adaptif dalam menghadapi tantangan.
Direktur PT SRC Indonesia Sembilan (SRCIS), Romulus Sutanto, menegaskan bahwa perjalanan panjang SRC selama lebih dari satu setengah dekade telah membentuk ekosistem UMKM yang tangguh.
Ia melanjutkan, perjalanan SRC sebagai bukti nyata peran strategis toko kelontong dalam mendukung perekonomian nasional. Momentum ini menjadi pengingat penting bahwa kolaborasi dan inovasi adalah kunci untuk membangun UMKM yang berdaya saing.
"Dampak dari perjalanan panjang SRC tidak hanya tercermin dalam cerita sukses para pemilik toko kelontong, tetapi juga terbukanya lapangan kerja, meningkatnya pendapatan masyarakat, dan berputarnya roda perekonomian lokal. Lebih dari sekadar jaringan usaha, ekosistem SRC telah menjadi kekuatan ekonomi kerakyatan yang memperkuat daya saing melalui pendekatan yang inklusif dan berkelanjutan," ujar Romulus di Jakarta, Rabu (21/5/2025).
Kekinian, SRC mengelola lebih dari 250.000 toko kelontong yang tersebar di seluruh pelosok negeri, yang dampaknya tidak hanya dirasakan oleh individu, tetapi juga keluarga, masyarakat luas, hingga perekonomian Indonesia.
Romulus menuturkan, empat strategi yang dijalankan perseroan selama ini yaitu, Pertama SRC membangun pondasi komunitas dengan pelatihan dan pendampingan yang memperkuat pengetahuan bisnis pemilik toko.
Kemudian kedua, SRC menghadirkan identitas visual yang seragam dan profesional, menciptakan citra baru toko kelontong yang lebih modern.
"Ketiga, sistem distribusi diperkuat melalui kemitraan dengan Mitra SRC yang menjamin pasokan barang secara efisien. Keempat, teknologi diperkenalkan melalui aplikasi AYO by SRC yang menjadi jembatan digital antara pemilik toko, pemasok, dan konsumen," jelas Romulus.
Baca Juga: Telkom Dorong UMKM Berkelanjutan di Kaltara lewat GoZero% Goes to Borneo
Seluruh langkah ini membentuk ekosistem yang tidak hanya adaptif terhadap perubahan zaman, tetapi juga berakar kuat pada semangat gotong royong. Peran ini sejalan dengan Asta Cita Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, yang menekankan pentingnya membangun ekonomi yang berpihak kepada rakyat.
Dalam perjalanannya, ada peran penting pendampingan dari SRC yang menjadi simbol dari perubahan yang lebih besar, yakni mendorong modernisasi toko kelontong agar tetap relevan, efisien, dan berdaya saing di era digital.
Melalui ekosistem yang terintegrasi, SRC didukung oleh aplikasi AYO by SRC sebagai aplikasi digital yang membantu pengembangan bisnis bagi pemilik toko.
Bukan sekadar aplikasi, AYO by SRC menjadi pusat kendali usaha, mulai dari pemesanan barang, pencatatan penjualan, hingga pengelolaan stok yang dulunya dilakukan secara manual, kini bisa diakses dalam genggaman.
Tidak hanya itu, terdapat tiga fitur andalan di antaranya POJOK BAYAR, POJOK UNTUNG, dan PEMBIAYAAN, yang menjadi pintu masuk bagi toko kelontong untuk naik kelas.
Fitur POJOK BAYAR menyediakan berbagai layanan pembayaran digital, mulai dari pembelian token listrik, pulsa, hingga pembayaran tagihan air, listrik, dan BPJS, serta mendukung transaksi non-tunai. Fitur POJOK UNTUNG memberikan peluang bagi pemilik toko untuk mengembangkan usahanya dengan menjadi agen atau mitra dari berbagai partner bisnis.