Angka Pekerja Bergaji di Bawah UMP Melonjak Tajam, Kemiskinan di Indonesia Jadi Sorotan

Sabtu, 31 Mei 2025 | 16:01 WIB
Angka Pekerja Bergaji di Bawah UMP Melonjak Tajam, Kemiskinan di Indonesia Jadi Sorotan
Pekerja melintas di pelican crossing di kawasan Perkantoran Sudirman, Jakarta. [Suara.com/Alfian Winanto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Kata dia, tingginya pengangguran usia muda di sekitar 15-24 tahun bukan hanya persoalan ketersediaan lapangan kerja. Tetapi adanya mismatch antara kebutuhan industri dengan kompentensi lulusan muda. Lantaranya kuranganya pengalaman kerja yang jarang dimiliki oleh generasi Z.

"Lapangan kerja ini membutuhkan kompetensi sangat demanding untuk gen Z. Skill gen z tidak mencukupi industri jadi boomerang untuk industri tenaga kerja," kata dia.

Tentunya dengan meningkatnya jumlah pengangguran di Indonesia maka bakal menambah kapasitas kemiskinan. Serta bakal menghambat perekonomian Indonesia.

Apalagi, Knstitute for Development of Economics and Finance (Indef) menilai perlambatan pertumbuhan ekonomi nasional ke depan menjadi alaram. Indef pun menilai terdapat delapan pertanda gawat melambatnya pertumbuhan ekonomi RI.

Pertama, dalam catatan Indef, Ketergantungan pada ekspor komoditas mentah tanpa lompatan industrialisasi menjadikan Indonesia rentan terhadap dinamika eksternal. Pasalnya, saat ini ketidakpastian global semakin meningkat dengan adanya tarif impor dari Presiden AS, Donald Trump.

"Pemerintah terlihat tidak cukup agresif dalam merespons tren perlambatan ekonomi global ini dengan strategi diversifikasi dan peningkatan daya saing manufaktur berbasis teknologi tinggi," tulis laporan tersebut.

Kedua, volatilitas harga komoditas menciptakan risiko ekonomi domestik "dual shocks" bagi Indonesia. Yakni satu sisi, positive revenue shock dari lonjakan harga batubara dan minyak mentah yang berpotensi menambah penerimaan devisa dan royalti, namun sifatnya temporer dan tidak inklusif.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI