Bisnis yang Manfaatkan Limbah Kayu Bisa Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi

Iwan Supriyatna Suara.Com
Rabu, 04 Juni 2025 | 13:38 WIB
Bisnis yang Manfaatkan Limbah Kayu Bisa Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi
Membuka usah bisnis dengan limbah kayu ternyata bisa mendongkrak pertumbuhan ekonomi.
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Membuka usah bisnis dengan limbah kayu ternyata bisa mendongkrak pertumbuhan ekonomi. Hal ini dilakukan Founder PT Kreasi Pala Nusantara, Ilham Pinastik.

Dia pun mencoba memanfaatkan limbah kayu dan kulit sisa produksi jam tangan menjadi sebuah charm, aksesori berbentuk jam yang bisa digantung di tumbler atau tas.

"Mulai tahun lalu, produk lokal mulai gencar memasukkan unsur SDGs dalam produksinya. Jadi, kami coba membuat produk yang lebih berkelanjutan,” jelas Ilham, Rabu (4/6/2025).

Dia melanjutkan bahwa sejak 2019 pihaknya sebenarnya telah mulai membangun produk dengan prinsip keberlanjutan.

"Kami mulai coba lagi namun dalam sistem kolaborasi, 2024, 2025 berlanjut. Ternyata, justru bisa menjadi penunjang usaha di saat ekonomi sedang melemah seperti sekarang," bebernya.

Menurutnya, penjualan Pala Charm cukup membantu menutup kekurangan dari penurunan penjualan jam tangan.

Dengan narasi keberlanjutan yang semakin gencar terdengar di masyarakat, ia yakin produk dari olahan limbah bisa menjadi tren usaha yang justru meningkat ke depannya.

"Tentu saja ekonomi bisa tumbuh. Untuk itu, kami juga mencoba punya produk terbaru, Pala Merah Muda, yang dihargai Rp799.000. Tanpa diskon, dalam dua hari sudah terjual 60 pieces. Ini akan jadi bahan riset ke depan, apakah produk sustainability bisa menopang usaha di tengah kondisi seperti ini," bebernya.

Dia menambahkan merek jam tangan kayu yang mengangkat kearifan lokal dengan narasi budaya dan mitologi Indonesia, serta mengusung prinsip keberlanjutan.

Baca Juga: Yulianti PhD Jadi Perempuan Pertama yang Duduk sebagai Dekan FEB UI

Dari bengkel kecil di Bandung, PALA Nusantara berkembang menjadi brand dengan jangkauan nasional, menyuarakan gaya hidup ramah lingkungan lewat desain yang elegan.

Dengan produksi mencapai 3.000 – 3.200 produk mulai dari jam tangan, akesori pendukungnya seperti gawai dan strap, hingga fashion item seperti baju dan scarf.

Ragam desain produk yang menawan yang menggambarkan kekayaan budaya dan sumber daya alam Indonesia yang belum banyak dikenal berhasil membawa PALA Nusantara menjadi Brand Ambassador Wonderful Indonesia selama dua tahun berturut-turut di tahun 2023-2024.

"PALA Nusantara dibangun sejak tahun 2015 dan melewati berbagai tantangan zaman, namun kami membuktikan tantangan tersebut justru membuat PALA Nusantara bertumbuh. Salah satu yang membuat kami terus bertahan juga dengan adanya ekosistem kewirausahaan seperti DSC, di mana kami juga bisa berkolaborasi dengan sesama DEN (Diplomat Entrepreneur Network) yang merupakan alumni DSC,” tutur Ilham lebih lanjut.

Sementara itu,Tiga pelaku usaha asal Bandung menunjukkan bagaimana kompetisi kewirausahaan Diplomat Success Challenge (DSC) bukan hanya panggung sesaat, tetapi awal dari perjalanan panjang dan kolaboratif sebagai wirausaha berdampak.

Diplomat Success Challenge (DSC) merupakan program kompetisi, inkubasi, dan ekosistem kewirausahaan terbesar di Indonesia yang bertujuan menjadi ruang yang aman bagi para entrepreneur untuk berdampak.

Sementara itu, Yoel Tristan Kurniawan, pemenang Best of the Best DSC Season 14 di tahun 2023, merintis dan membesarkan FitFuel, lini makanan sehat seperti salad wrap, salad bowl, smoothies, dan cold press juice yang kini menjadi pilihan masyarakat urban.

FitFuel menjadi representasi gaya hidup baru yang sehat, terjangkau, dan relevan dengan pasar muda.
Saat ini FitFuel bisa menjual 4.500 – 5.000 porsi dalam sebulan.

Tidak hanya beroperasi melalui Salad Bar, FitFuel juga memiliki layanan catering sehat yang dibarengi dengan program diet untuk mendukung gaya hidup sehat.

“FitFuel adalah bisnis ke-7 yang saya jalani. Banyak kegagalan yang saya hadapi otomatis membuat karakter saya ikut terbentuk. Mengikuti DSC menjadi salah satu momen lompatan saya dalam dunia wirausaha karena banyak insight yang saya dapatkan yang belum tentu bisa saya dapatkan dari buku-buku bisnis dan entrepreneurship. Salah satu insight yang saya dapat adalah tentang product-market fit, bahwa penting membangun produk yang memang dibutuhkan dan diinginkan pasar, bukan sekadar tren,” ungkap Yoel Tristan.

Lain lagi dengan cerita Nurdini Prihastiti, Co-founder dari lini fashion Dama Kara yang juga merupakan finalis DSC Season 14.

Nurdini membangun Dama Kara atas keinginankuatnya untuk meregenerasi para pengrajin batik dengan menciptakan kreasi busana modern berbasis batik dan kain tradisional seperti ikat, jumputan, hingga bordir dan jahit jelujur.

Dama Kara tak hanya merayakan keindahan kain nusantara dalam desain yang sederhana. Namun reflektif, tetapi juga mengangkat nilai inklusi sosial.

Dalam proses produksinya, Dama Kara melibatkan anak-anak berkebutuhan khusus yang mereka sebut sebagai ‘Teman Istimewa’, sebagai bagian dari komitmen sosial mereka untuk menciptakan ruang kerja yang penuh empati dan pemberdayaan.

"Sebelumnya kami bekerja sama dengan beberapa Yayasan untuk membuat kelas menggambar bagi anak-anak berkebutuhan khusus sebagai bagian dari terapi mereka yang biayanya disupport dari hasil penjualan Dama Kara. Seiring berjalannya waktu," katanya.

"Kamu akhirnya merintis Yayasan Dama Kara sebagai bagian kontemplasi kami bahwa usaha ini harus membawa kebermanfaatan yang lebih luas. Ke depannya kami ingin melibatkan karya-karya Teman Istimewa ini menjadi sebuah produk,” tutur Nurdini Prihastiti.

Baik Ilham, Yoel, dan Nurdini, ketiganya tergabung dalam Diplomat Entrepreneur Network (DEN) komunitas alumni DSC yang terus bertumbuh dan saling menguatkan.

"DSC telah eksis selama 16 tahun, dan di season 16 ini sebagai ekosistem kami mendorong para DEN untuk terus melakukan kolaborasi multipihak. Di tengah kondisi ekonomi yang penuh ketidakpastian, kami ingin menghadirkan solusi dan kepercayaan diri anak bangsa untuk terus berusaha, berkarya, dan mewujudkan sinergi yang sebenarnya,” ujar Edric Chandra, selaku Program Initiator DSC.

Sebagai program kompetisi, inkubasi, dan ekosistem kewirausahaan terbesar di Indonesia, tahun ini, DSC akan segera memasuki musim ke-16 dengan semangat baru: “Wujud Sinergi Kolaborasi”. Program yang akan segera membuka pendaftaran mulai 13 Juni 2025 ini siap Kembali menawarkan hibah modal usaha dengan total 2,5 miliar Rupiah, terbuka bagi seluruh wirausaha Indonesia yang siap membangun dampak nyata dan berkolaborasi untuk warisan masa depan Indonesia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI