Impor China Melonjak, Mendag Bantah Ada Peralihan Imbas Tarif AS

Kamis, 05 Juni 2025 | 08:16 WIB
Impor China Melonjak, Mendag Bantah Ada Peralihan Imbas Tarif AS
Menteri Perdagangan Budi Santoso. [ANTARA FOTO/Fakhri Hermansyah/tom]

Keberadaan barang impor menawarkan beragam pilihan bagi konsumen, memungkinkan mereka mengakses produk berkualitas dengan harga yang kompetitif.

Namun, ketergantungan pada impor juga menimbulkan tantangan. Defisit neraca perdagangan menjadi momok yang menghantui perekonomian.

Fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing, terutama dolar AS, dapat mendongkrak harga barang impor dan memicu inflasi.

Pemerintah terus berupaya menyeimbangkan kebutuhan impor dengan mendorong produksi dalam negeri.

Kebijakan seperti peningkatan daya saing industri lokal, pemberian insentif ekspor, dan pembatasan impor produk tertentu diharapkan dapat mengurangi ketergantungan pada barang impor.

Di sisi lain, impor juga dapat menjadi katalisator pertumbuhan ekonomi. Impor teknologi dan mesin canggih dapat meningkatkan produktivitas industri dalam negeri.

Bahan baku impor yang berkualitas dapat menghasilkan produk ekspor yang kompetitif. Oleh karena itu, pengelolaan impor yang bijaksana menjadi kunci.

Pemerintah perlu menyeimbangkan antara pemenuhan kebutuhan konsumen, peningkatan daya saing industri lokal, dan pengendalian defisit neraca perdagangan. Dengan strategi yang tepat, impor dapat menjadi mesin pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Baca Juga: Prabowo Subianto Tonton Timnas Indonesia vs China, Erick Thohir: Semoga Bawa Hoki

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI