Emiten SBMA Tebar Dividen Tunai Rp 3,71 Miliar

Selasa, 10 Juni 2025 | 15:12 WIB
Emiten SBMA Tebar Dividen Tunai Rp 3,71 Miliar
Ilustrasi bagi dividen. (Pixabay/klimkin)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - PT Surya Biru Murni Acetylene Tbk. (SBMA) menyepakati pemberian dividen tunai sebesar Rp 3,71 miliar untuk tahun buku 2025 kepada pemegang saham.

Keputusan ini sesuai dengan hasil Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) emiten produsen gas industri tersebut.

Pemberian dividen tunai itu setara dengan Rp 4 per lembar saham.

Di mana para pemegang saham yang berhak atas dividen itu adalah pemegang saham yang namanya tercatat dalam daftar pemegang saham perseroan pada tanggal 18 Juni 2025 dan dividen akan dibayarkan pada 18 Juli 2025.

Para pemegang saham menyetujui pemberhentian Carsen Finrely dari kursi Direktur Independen.

Sehingga jajaran Komisaris dan Direksi PT Surya Biru Murni Acetylene Tbk tetap dijabat oleh Effendi sebagai Komisaris Utama, Dinawati sebagai Komisaris, dan M. Slamet Brotosiswoyo sebagai Komisaris Independen.

Adapun Direksi masih dijabat oleh Rini Dwiyanti sebagai Direktur Utama, Welly Sumanteri sebagai Wakil Direktur Utama, dan Julianto Setyoadji sebagai Direktur Operasional.

Julianto Setyoadji, Direktur Operasional Surya Biru Murni Acetylene, mengatakan, secara revenue kinerja masih sesuai prediksi dengan kondisi riil sebagian besar dipengaruhi kalender perayaan keagamaan.

Dan profitabilitas masih terjaga karena beberapa departemen sudah bisa memberikan peningkatan produktivitas, efisiensi dan penekanan losses pengiriman.

Baca Juga: Produksi Batu Bara Capai 21,35 Juta MT, BSSR Bagikan Dividen 75 Juta Dolar AS

Dari sisi produksi, Perseroan terus melakukan peningkatan kemampuan produksi special gas dengan metoda dan carrier gas yang lebih variatif. Shifting storage tank di cabang agar distribusi efektif dan menekan losses.

"Untuk efisiensi, perseroan senantiasa melakukan peningkatan kerjasama dengan valuable partner. Peningkatan kemandirian dengan penambahan knowledge departemen produksi, distribusi dan operasional. Agar program preventif, produktivitas dan pengelolaan aset lebih baik," ujar Julianto dalam paparan publik di Jakarta, Selasa (10/5/2025).

Untuk berapa kontrak pelanggan baru di periode Januari–Mei 2025, SBMA telah mengantongi dari beberapa sektor yang rata-rata perkembangan banyak di sektor mining (batubara dan shipyard) dan industri oleochemical, sektor Rumah Sakit.

"Penjajakan harus terus dilakukan terutama mining seperti Petrosea, Adaro dan kontrak sewa peralatan atau service supply ke sektor Oil & Gas," kata Julianto.

Perseroan juga terus melakukan upaya diversifikasi bisnis yang berkomitmen pada keberlanjutan lingkungan. Perusahaan terus melakukan kajian pemanfaatan limbah menjadi paving block dan bata ringan, tentunya melewati KJPP sebagai badan independen.

Pada kesempatan yang sama, Effendi selaku Komisaris Utama PT Surya Biru Murni Acetylene Tbk (SBMA) turut mengapresiasi kinerja para Direksi dengan progres bisnis yang terus berkembang.

Dia menyatakan secara historis SBMA setiap tahun belum pernah ada yang kerugian. Setiap tahun mesti untung sampai sekarang, makin untung.

Bahkan menurut Effendi penjualan di 2025 hingga Mei ini lebih bagus lagi dengan penjualan sudah mencapai Rp80 miliar.

"Tahun 2025 kita punya rencana penjualan sampai Rp160 miliar tapi kelihatan kita bisa capai sekarang aja sudah Rp80 miliar atau 50 persen dari target 2025, di mana secara operasional di periode ini sejak awal tahun banyak libur panjang dan di sisa tahun 2025 hari kerja jauh lebih banyak maka optimisme ini sangat layak," kata Effendi.

Dividen merupakan pembagian keuntungan perusahaan kepada para pemegang saham. Pembagian ini biasanya dilakukan secara periodik, misalnya setiap kuartal atau tahunan.

Besaran dividen yang diterima pemegang saham proporsional dengan jumlah saham yang dimilikinya. Dividen menjadi daya tarik utama bagi investor karena memberikan pendapatan pasif.

Perusahaan yang rutin membagikan dividen seringkali dianggap stabil dan memiliki kinerja keuangan yang baik. Namun, penting untuk diingat bahwa dividen bukanlah satu-satunya faktor penentu keberhasilan investasi.

Investor perlu mempertimbangkan faktor lain seperti potensi pertumbuhan perusahaan dan kondisi pasar secara keseluruhan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI