Nasib Proyek Kereta Gantung Feeder LRT Jabodebek-MRT Masih Dikaji

Kamis, 12 Juni 2025 | 14:11 WIB
Nasib Proyek Kereta Gantung Feeder LRT Jabodebek-MRT Masih Dikaji
Wakil Menteri Perhubungan (Wamenhub) Suntana. Ia mengungkapkan progres pembuatan kereta gantung atau skytrain untuk feeder transportasi massal. [Dok Polda Lampung]

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Perkeretaapian Kemenhub, Risal Wasal menjelaskan, setidaknya ada empat investor yang berminat untuk menjadi investor pembangunan skytrain tersebut.

Empat Investor tersebut diantaranya, Belarusia, Jerman, dan dua investor dari China.

"Kami tengah minta kajian dari mereka nanti kita buat investor gathering," kata dia.

Risal menambahkan, pembangunan skytrain ini memakan biaya hingga Rp200 miliar per kilometer.

Sayangnya, dia tidak membeberkan kapan pembangunan skytrain tersebut akan dibangun.

"Pembangunan ini juga hanya memakan waktu 6 bulan," katanya.

Untuk diketahui, skytrain sebagai feeder transportasi massal menawarkan berbagai keunggulan dibanding moda lain. 

Moda transportasi tersebut beroperasi otomatis di jalur layang, skytrain bebas dari kemacetan dan memiliki ketepatan waktu tinggi.

Selain itu, ramah lingkungan karena menggunakan listrik, serta menjamin keamanan dan kenyamanan dengan sistem tertutup dan bebas hambatan. 

Baca Juga: Pemerintah Punya Rencana Bangun Skytrain Rute Sentul-Harjamukti dan Serpong-Lebak Bulus

Skytrain dinilai cocok sebagai penghubung antar simpul transportasi seperti MRT, LRT, bandara, terminal bus, hingga kawasan perumahan atau bisnis.

Meski investasi awalnya tinggi, biaya operasional jangka panjang lebih efisien karena minim awak dan hemat energi. 

Selain mendukung integrasi transportasi, skytrain juga mendorong pengembangan kawasan berorientasi transit (TOD) serta meningkatkan nilai ekonomi lahan sekitarnya. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI