Suara.com - Jepang akhirnya menurunkan harga berasnya yang sebelumnya melambung tinggi. Adapun, harga beras rata-rata di Jepang turun di bawah 4.000 yen per 5 kilogram untuk pertama kalinya dalam sekitar tiga setengah bulan menjadi 3.920 yen.
Kementerian Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan mencatat penurunan ini dikarenakan dengan peningkatan distribusi stok yang kemungkinan membantu harga mulai stabil Selama tujuh hari hingga 15 Juni.
Harga beras rata-rata yang dijual di supermarket di seluruh negeri turun 256 yen per 5 kg dari minggu sebelumnya, turun ke kisaran 3.000 yen untuk pertama kalinya sejak minggu yang berakhir pada 2 Maret.
Menteri Pertanian Shinjiro Koizumi mengatakan kepada wartawan bahwa penurunan tersebut sebagian disebabkan oleh pelepasan cadangan beras tambahan, dengan menyatakan bahwa "pesan yang jelas dari pemerintah terbukti efektif," katanya dilansir Japan Today, Rabu (25/6/2025).
Sementara itu, pangsa pasar beras campuran, termasuk beras cadangan, naik 6 poin persentase menjadi 50 persen.
Perdana Menteri Shigeru Ishiba telah berjanji untuk menurunkan harga eceran rata-rata 5 kg beras ke kisaran 3.000 yen pada akhir Juni.
Tahun lalu, sebuah rumah tangga mengonsumsi 60,20 kg beras, menurut data belanja konsumen pemerintah. Bahkan setelah penurunan terakhir, harga beras rata-rata tetap hampir dua kali lipat dari tahun sebelumnya.
Harga konsumen inti Jepang pada bulan Mei naik 3,7 persen dari tahun sebelumnya, menandai kenaikan terbesar dalam lebih dari dua tahun, dengan harga beras mencetak rekor baru untuk bulan kedelapan berturut-turut dengan lonjakan 101,7 persen karena kekurangan pasokan.
Sementara itu, pada hari Senin, langkah-langkah diberlakukan untuk melarang penjualan kembali beras yang dibeli di toko eceran guna memastikan bahwa konsumen memiliki akses ke beras dengan harga yang stabil.
Baca Juga: Ketika Jaksa Ikut Urusi Pangan
Berdasarkan larangan tersebut, mereka yang menjual beras dengan harga lebih tinggi dari yang mereka bayarkan menghadapi hukuman satu tahun penjara atau denda hingga 1 juta yen, atau keduanya.
Sebelumnya, Harga beras di Jepang telah mencapai rekor tertinggi selama lima bulan berturut-turut. Biaya rata-rata beras yang dijual kepada pedagang grosir oleh koperasi pertanian dan lainnya naik 69% pada Januari dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Kementerian Pertanian Jepang mengatakan harga rata-rata 60 kilogram beras di semua merek mencapai 25.927 yen atau sekitar Rp2,8 juta. Harga tersebut naik sekitar 8 dolar dari Desember, dan merupakan harga tertinggi sejak 2006.
Berdasarkan varietasnya, harga beras premium Nanatsuboshi dari Hokkaido meningkat 88%year-on-year (yoy). Diikuti oleh beras Akitakomachi dari Prefektur Akita, yang naik 80%, dan beras Hitomebore dari Prefektur Iwate yang naik 67%.
Sementara harga beras Koshihikari dari Prefektur Niigata berada di kisaran 48.300 yen (Rp5,2 juta) hingga 48.500 yen (Rp5,3 juta) per 60 kilogram per 26 Februari. Harga ini sedikit berubah dari bulan sebelumnya, menurut firma riset pasar beras Beikoku Databank.
Kementerian mengaitkan lonjakan harga tersebut dengan persaingan di antara pembeli untuk mengamankan pasokan. Pemerintah telah mengambil langkah-langkah untuk melepaskan beras dari stoknya guna menstabilkan distribusi.