Proyek PLTP di Daerah Disebut Tingkatkan Setoran Pendapatan Hingga Serap Tenaga kerja

Achmad Fauzi Suara.Com
Senin, 30 Juni 2025 | 17:14 WIB
Proyek PLTP di Daerah Disebut Tingkatkan Setoran Pendapatan Hingga Serap Tenaga kerja
Alat berat digunakan pada pembangunan sumur produksi Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) PT Geo Dipa Energi di kawasan dataran tinggi Dieng Desa Kepakisan, Batur, Banjarnegara, Jawa Tengah, Selasa (6/9/2022). ANTARA FOTO/Anis Efizudin/tom.

Suara.com - Presiden Prabowo menekankan sumber daya alam (SDA) di Indonesia harus dimanfaatkan secara merata oleh seluruh masyarakat Indonesia. Dia meminta, pengelolaan sumber SDA itu harus lebih optimal.

"Kita patut bersyukur karena Indonesia memiliki sumber energi yang luar biasa, termasuk energi terbarukan. Tinggal bagaimana kita mengelolanya dengan baik," ujar Prabowo seperti dikutip, Senin (30/6/2025).

Menurut Prabowo, transisi energi yang saat ini sedang dijalankan bukan sekadar upaya menuju kemandirian energi nasional, tetapi juga langkah strategis untuk menciptakan efisiensi biaya, menjaga keberlanjutan lingkungan, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

"Peresmian PLTP ini adalah bukti nyata bahwa Indonesia sedang menuju kemandirian energi. Kita harus berdiri di atas kaki sendiri, dan mampu menyediakan energi untuk rakyat secara efisien dan ekonomis,” tegas dia.

Petani beraktivitas di sekitar sumur produksi Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) PT Geo Dipa Energi di kawasan dataran tinggi Dieng Desa Kepakisan, Batur, Banjarnegara, Jawa Tengah, Selasa (6/9/2022). [ANTARA FOTO/Anis Efizudin/tom]
Petani beraktivitas di sekitar sumur produksi Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) PT Geo Dipa Energi di kawasan dataran tinggi Dieng Desa Kepakisan, Batur, Banjarnegara, Jawa Tengah, Selasa (6/9/2022). [ANTARA FOTO/Anis Efizudin/tom]

Mantan Menteri Pertahanan ini juga menyampaikan bahwa keberhasilan pembangunan sektor energi akan menjadi fondasi kuat dalam menciptakan masa depan Indonesia yang mandiri, berdaulat, dan sejahtera.

Sementara, Bupati Solok Selatan Khairunas melaporkan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Muara Laboh Tahap I di Solok Selatan, Provinsi Sumatra Barat, berkontribusi meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebesar Rp 30 miliar.

"Proyek PLTP tersebut membawa dampak signifikan bagi daerah. Selain memperkuat sistem ketenagalistrikan, keberadaan PLTP juga berkontribusi terhadap PAD hingga Rp30 miliar per tahun pada tahap awal. Kami mohon dukungan Bapak Presiden untuk kelanjutan tahap ketiga pada 2030," jelas dia.

Khairunas menjelaskan potensi panas bumi di PLTP tersebut sebesar 310 megawatt (MW). "Tahap pertama sebesar 36 MW telah beroperasi, tahap kedua sebesar 80 MW sedang berjalan," kata dia.

Kharinas melanjutkan, proyek panas bumi ini telah menyerap tenaga kerja lokal secara signifikan. "Sebanyak 87 persenpekerja merupakan putra daerah dari Solok Selatan. Hal itu menjadi kebanggaan tersendiri bagi kami," beber dia.

Baca Juga: Anggaran Subsidi Listrik Diperkirakan Jebol Menjadi Rp 90,32 Triliiun di 2025

Menurut Khairunas, investasi yang dikucurkan untuk proyek ini mencapai Rp7 triliun, yang dinilai sangat berarti bagi percepatan pembangunan di Sumatera Barat, khususnya di Solok Selatan.

Dia mengungkapkan, listrik yang sudah mengalir membawa dampak besar bagi kesejahteraan dan kehidupan masyarakat. "Kehadiran PLTP meningkatkan kualitas hidup warga, terutama anak-anak yang bisa belajar di malam hari," beber dia.

Khairunas menambahkan, ketersediaan listrik 24 jam juga mendukung pertumbuhan ekonomi dan pelayanan publik berbasis teknologi, termasuk di sektor kesehatan. "Ini bukan perubahan kecil, tapi lompatan besar bagi kami," kata dia.

Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto bersama jajaran pemerintah pusat dan daerah meresmikan dimulainya pembangunan PLTP Muara Laboh Unit 2, yang merupakan bagian dari 55 proyek energi bersih di 15 provinsi.

Pada 5 Mei 2025, PLTP Muara Laboh memasuki tahap kritis: financial close pengembangan Unit 2 (80MW) dan Unit 3 (60MW), menambah total kapasitas 140MW. Ini adalah lanjutan dari PPA yang diteken pada 16 Desember 2024 antara PLN dan PT SEML, serta didukung pendanaan dari JBIC, ADB, dan sejumlah bank Jepang seperti Mizuho, SMBC, MUFG, dan Hyakugo.

Unit 2 ditargetkan mulai operasi komersial pada tahun 2027, sedangkan Unit 3 dijadwalkan menyusul pada 2033. Total investasi untuk Unit 2 sendiri mencapai sekitar Rp 8,2 triliun atau setara USD 500 juta melalui inisiatif AZEC.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI