Jika dilihat menurut negara dan kawasan asal impor, peningkatan nilai impor terjadi dengan China, Jepang, dan Singapura, yang menunjukkan hubungan dagang yang kuat dengan mitra-mitra utama ini. Sementara itu, impor dari negara-negara ASEAN (selain Singapura) dan Uni Eropa mengalami penurunan, sebuah dinamika yang perlu dicermati lebih lanjut.
Dalam konteks impor bulanan, nilai impor migas pada Mei 2025 tercatat sebesar US$2,64 miliar, turun 3,80 persen secara tahunan. Namun, impor nonmigas senilai US$17,67 miliar mengalami peningkatan secara tahunan sebesar 5,44 persen, kembali menegaskan kebutuhan akan bahan baku dan barang setengah jadi untuk mendukung sektor industri.
Dengan capaian ekspor yang jauh melampaui impor, Indonesia berhasil mencatatkan surplus neraca perdagangan yang solid di awal tahun 2025, yakni sebesar US$4,3 miliar. Raihan surplus ini telah membuat Indonesia mencetak untung sebanyak 61 kali sejak Mei 2020, sebuah rekor yang menunjukkan ketahanan ekonomi nasional dalam menghadapi berbagai tantangan global.