Suara.com - Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Todotua Pasaribu manargetkan, investasi yang dikumpulkan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto mencapai Rp 13.000 triliun. Target ini agar pemerintah bisa merealisasikan janji Presiden yang mencapai 8 persen.
Menurut dia, target ini bisa diraih secara bertahap hingga 5 tahun ke depan.
"Dalam lima tahun ke depan, seperti kita ketahui bersama, kita memiliki angka Rp13 ribu triliun untuk berbicara realisasi investasi. Bukan rencana investasi, tetapi realisasi investasi," ujar Todotua dalam Konsultasi Publik Rancangan Peraturan Menteri Investasi dan Hilirisasi yang dilihat di Youtube Kementerian Investasi dan Hilirisasi - BKPM, Kamis (3/7/2025).
![Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi/Wakil Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Todotua Pasaribu.[Tangkapan Layar Youtube Kementerian Investasi dan Hiliriasi - BKPM].](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/07/03/73117-wakil-menteri-investasi-dan-hilirisasi-todotua-pasaribu.jpg)
Todotua membandingkan, pencapaian pemerintahan sebelumnya yang memang realisasinya sebesar Rp 9.990 triliun. Maka dari itu, dia ingin investasi bisa merangkak naik demi pertumbuhan ekonomi.
"Dalam 10 tahun pemerintahan sebelumnya, itu pencapaian angka realisasi investasi di angka kurang lebih sekitar Rp 9.900 triliun, maka dalam lima tahun ke depan untuk kita menuju kepada angka delapan persen ini, kita membutuhkan angka realisasi investasi di angka Rp 13.000 triliun," beber dia.
Todotua menambahkan, untuk tahun ini, pemerintah berupaya menghimpun investasi mencapai Rp 1.900 triliun. Pada tiga bulan pertama tahun 2025, pemerintah terlah mengoleksi nilai investasi mencapai Rp 465 triliun atau naik 15 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 401,5 triliun.
"Tahun ini, pemerintahan ini mempunyai target angka realisasi investasi di angka Rp1.900 triliun," ucap dia.
Potensi Investasi Terbuang Sia-sia
Todotua Pasaribu menyebut, Indonesia bisa meraih Rp 2.000 triliun investasi pada tahun 2024. Namun, hal itu sirna karena banyaknya regulasi yang memperumit investasi.
Dia menjelaskan, panjangnya birokrasi perizinan membuat investasi itu tidak terealisasi.
Baca Juga: Potensi Investasi Rp 2.000 Triliun ke Indonesia Melayang, Karena Banyaknya Regulasi
"itu angka unrealisasi investasi itu, sekitar Rp 1.500-an triliun, mungkin tembus ke angka Rp 2.000 triliun," ujar Todotua dalam Konsultasi Publik Rancangan Peraturan Menteri Investasi dan Hilirisasi yang dilihat di Youtube Kementerian Investasi dan Hilirisasi - BKPM, Kamis (3/7/2025).
Menurut dia, permasalah yang kerap timbul dari proses perizinan misalnya, regulasi yang tumpang tindih antar kementerian, hingga keadaan yang tidak kondusif.
"Persoalan-persoalan seperti kayak begini. Perizinannya, iklim investasinya yang tidak kondusif, berbagai macam kebijakan tumpang tindih dan lain-lain," sambung dia.
Akan tetapi, Todotua mengungkapkan pemerintah tetap bisa mengoleksi investasi sebesar Rp 1.700 triliun di tahun 2024. Raihan ini justru sedikit di atas target yang sebesar Rp 1.650 triliiun.
Dengan banyaknya kerumitan regulasi itu, membuat Kementerian Investadi dan Hilirisasi menderegulasi aturan-aturan tentang investasi. Seperti, regulasi soal perizinan langsung untuk investasi kawasan industri, kawasan perdagangan bebas, hingga kawasan ekonomi khusus (KEK).
Dalam deregulasi itu, Todotua bilang, investor akan tetap bisa mendapatkan izin sementara, sembari melengkapi syarat-syarat investasi yang ada.
"Karena bagi para pelaku investasi ini, ini biasanya cycle bisnisnya yang dia mau investasi ini sudah berubah, izinnya baru keluar. Kalau perizinan itu baru bisa dia laksanakan, dia jalankan 1 tahun, 2 tahun, 3 tahun setelah di-apply, nah ini persoalan," imbuh dia.
Realisasi Investasi 2024
Pemerintah mencatatkan capaian gemilang dalam realisasi investasi sepanjang tahun 2024. Total investasi yang masuk ke Indonesia mencapai Rp 1.714,2 triliun, tumbuh 20,8 persen secara tahunan (year on year/yoy) dan jauh melampaui dua target utama, yaitu target Rencana Strategis (Renstra) sebesar Rp 1.239,3 triliun, dan target Presiden sebesar Rp 1.650 triliun.
Menteri Investasi dan Hilirisasi Rosan Perkasa Roeslani menyampaikan pencapaian tersebut merupakan bukti nyata dari daya tarik Indonesia di mata investor global, baik asing maupun domestik.
"Realisasi investasi ini jauh di atas target renstra dan target presiden. Ini menunjukkan kepercayaan investor terhadap iklim investasi di Indonesia yang terus membaik," ujar Rosan.
Secara rinci, Penanaman Modal Asing (PMA) menyumbang sebesar Rp 900,2 triliun, tumbuh 21 persen (yoy). Sementara itu, Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) mencapai Rp 814 triliun, naik 20,6 persen (yoy).
Tak hanya dari sisi nilai, investasi tahun 2024 juga mencatat capaian signifikan dalam penyerapan tenaga kerja, yakni 2.456.130 orang, atau meningkat 34,7 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
"Kita bandingkan dari 2020 ini kenaikannya lebih dari 100 persen, dari 1,156 juta menjadi 2,456 juta," tambah Rosan.
Pemerintah mencatat sebaran investasi sepanjang tahun 2024 menunjukkan pergeseran signifikan ke luar Pulau Jawa. Dari total realisasi investasi sebesar Rp 1.714,2 triliun, sebanyak Rp 895,4 triliun atau 52,2 persen diserap oleh wilayah di luar Jawa, sementara Pulau Jawa menyumbang Rp 818,8 triliun atau 47,8 persen.