Biaya Sekolah Dorong Inflasi, Program Swasta Jadi Angin Segar

Senin, 04 Agustus 2025 | 07:37 WIB
Biaya Sekolah Dorong Inflasi, Program Swasta Jadi Angin Segar
Ilustrasi biaya pendidikan dan pungutan di sekolah. (Freepik/freepik)

Suara.com - Kenaikan biaya pendidikan kembali menjadi sorotan. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), kelompok pendidikan menjadi kontributor inflasi terbesar kedua di bulan Juli 2025, hanya setelah kelompok pangan.

Kenaikan biaya ini diperkirakan akan terus berlanjut hingga September mendatang, menambah beban ekonomi bagi banyak keluarga.

Di tengah tantangan tersebut, sebuah inisiatif sosial di Kabupaten Tangerang membawa kabar baik. Sebanyak 90 pelajar dari jenjang SD, SMP, dan SMA mendapatkan bantuan beasiswa dan dukungan belajar. Program yang digelar pada 25 Juli 2025 ini memberikan bantuan berupa perlengkapan sekolah hingga pendampingan belajar.

Program ini merupakan hasil kolaborasi antara swasta, di antaranya PIK2 dan Agung Sedayu Group, dengan pemerintah setempat. Muhammad Adis dari Dinas Pendidikan Kabupaten Tangerang menyambut baik inisiatif ini. Menurutnya, bantuan ini sangat krusial dalam mengurangi risiko anak putus sekolah di wilayahnya.

Selain bantuan pendidikan formal, program ini juga menyentuh aspek pengembangan minat dan bakat. Salah satu contohnya adalah dukungan penuh terhadap kontingen pencak silat Provinsi Banten yang akan berlaga di Festival Olahraga Rekreasi Nasional (FORNAS) VIII. Bantuan ini mencakup akomodasi, perlengkapan atlet, dan pelatihan intensif.

Ketua LAZISNU Kabupaten Tangerang, H. Ahmad Baihaqi H.K., menekankan pentingnya peran para pelajar dalam pembangunan masa depan. Ia mendorong para penerima manfaat untuk memanfaatkan kesempatan ini dengan sebaik-baiknya.

"10 tahun yang akan datang kalian yang akan mengisi pembangunan di Kabupaten Tangerang," ujarnya.

Sebelumnya kenaikan biaya pendidikan di tahun ajaran baru menjadi momok bagi stabilitas harga. Badan Pusat Statistik (BPS) memperkirakan, dampak kenaikan ini akan terus menghantui inflasi nasional hingga September mendatang.

Pudji Ismartini, Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, menjelaskan bahwa fenomena ini lumrah terjadi secara historis. Kenaikan biaya sekolah, yang puncaknya di bulan Juli seiring dimulainya tahun ajaran baru, memiliki efek domino yang berlarut-larut dalam perhitungan inflasi.

Baca Juga: Kenaikan Biaya Pendidikan Ancam Inflasi RI

"Berdasarkan data historis kelompok pendidikan masih berpotensi memberikan andil terhadap inflasi pada 2 bulan berikutnya Agustus dan September," kata Pudji dalam konferensi pers, Jumat (1/8/2025).

Saat ini saja, kelompok biaya pendidikan sudah memberikan andil signifikan. Pada Juli 2025, kelompok ini menjadi salah satu komponen inti inflasi dengan kenaikan sebesar 0,13 persen, dan memberikan andil inflasi sebesar 0,08 persen. Komoditas yang dominan berkontribusi adalah biaya SD, SMP, SMA, bimbingan belajar, dan biaya taman kanak-kanak.

Secara rinci, biaya kelompok sekolah dasar menyumbang andil inflasi sebesar 0,02 persen, sementara biaya pendidikan SMP, SMA, bimbingan belajar, dan taman kanak-kanak masing-masing menyumbang andil inflasi sebesar 0,01 persen.

Data BPS menunjukkan, pada Juli 2025 terjadi inflasi sebesar 0,30 persen secara bulanan (month-to-month), atau terjadi kenaikan indeks harga konsumen dari 108,27 pada Juni 2025 menjadi 108,60. Secara tahunan (year-on-year) terjadi inflasi 2,37 persen, dan secara tahun kalender (year-to-date) terjadi inflasi 1,69 persen.

Penyumbang inflasi bulanan terbesar adalah kelompok makanan minuman dan tembakau, dengan inflasi 0,74 persen dan andil inflasi sebesar 0,22 persen. Di kelompok ini, beras menjadi biang kerok utama dengan andil inflasi sebesar 0,06 persen.

Komoditas lain yang turut andil dalam inflasi Juli adalah tomat dan bawang merah (masing-masing 0,05%), cabai rawit (0,04%), bensin (0,03%), serta telur ayam ras (0,02%). Biaya sekolah dasar juga masuk dalam daftar ini dengan andil inflasi sebesar 0,02 persen, menunjukkan betapa biaya pendidikan sudah menjadi beban ganda bagi masyarakat, berdampingan dengan kebutuhan pokok lainnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI